Ilmu Paulus
Berkenaan dengan Ilmu yang dimiliki Paulus, kita dapat melihat dia mengaku terus terang bahwa dia belajar ilmu kepada orang-orang bodoh, orang-orang bijak dan kepada filosof-filosof Yunani:
Berkenaan dengan Ilmu yang dimiliki Paulus, kita dapat melihat dia mengaku terus terang bahwa dia belajar ilmu kepada orang-orang bodoh, orang-orang bijak dan kepada filosof-filosof Yunani:
[14] Aku berhutang
baik kepada orang Yunani, baik kepada orang terpelajar, maupun kepada orang yang
tidak terpelajar." (Roma 1:14)
Bahwa suratnya -seperti yang terlihat
dalam teks di atas- adalah percampuran budaya juga kekacauan penulisan dan
pemikiran. Bersarnaan dengan itu Paulus saling bertentangan dengan "Tuhan Yesus"
yang menolak hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak.
[19] Karena ada tertulis: "Aku akan membinasakan hikmat
orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan." [20] Di
manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di
manakah pembantah dari dunia
ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan? (1
Korintus 1:19-20)
Seperti yang kita lihat, bahwa
Paulus menerima hikmah dan kebodohan secara bersamaan, sedangkan Tuhannya Yesus
menolak hikmah dan tidak menerima kecuali dengan kebodohan. Maka, Tuhan Yesus
tidak melihat hikmah alam ini kecuali kebodohan. Paulus menjelaskan kepada kita
bahwa Tuhan tidak memberikan pilihannya kecuali kepada kebodohan, bahkan lebih
memuliakan kebodohan daripada orang yang memiliki hikmah.
[27] Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah
untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia
dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat. (1 Korintus
1:27)
Sudah dapat dipastikan, bahwa
seandainya Paulus menganggap dirinya pilihan Tuhan, berarti sebenamya dia bodoh
-menurut teks di atas- bukan termasuk golongan orang yang bijak. Dan Paulus
memberikan ringkasan kepada kita bahwa "pengorbanan dan
penyaliban" -poros ajaran Kristen- tidak akan berhasil mendominasi
ajaran tersebut, kecuali dengan hilangnya hikmat/ilmu dan lenyapnya pemahaman
bersamaan dengan hadirnya kebodohan.
[18] Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah
kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan,
pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. [19] Karena ada tertulis: "Aku akan
membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan
Kulenyapkan." [20] Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di
manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini
menjadi kebodohan? (1 Korintus 1:18-20)
Paulus telah menjelaskan bahwa Tuhan
Yesus hanya melihat jalan kebodohan dan kedunguan, ini merupakan jalan yang
terbaik untuk lebih mengenalnya.
[21] Oleh karena dun/a, dalam hikmat Allah, tidak
mengenal Allah oleb hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang
percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil. (1 Korintus 1:21)
Artinya, bahwa sang Khalik menganggap
baik, seandainya jalan yang ditempuh menuju kepada-Nya melalui jalan kebodohan
dan kedunguan! Oleh karena itu, Paulus mensucikan kebodohan dan mengangkatnya
melampaui hikmah.
[18])anganlah ada orang yang menipu dirinya sendiri.
Jika ada di antara kamu yang menyangka dirinya berhikmat menurut dunia ini,
blarlah ia menjadi bodoh, supaya ia berhikmat. [19] Karena hikmat dunia itu
adalah kebodohan bagi Allah. Sebab ada tertulis: "la yang menangkap orang yang
berhidmat dalam kecerdikannya." [20] Dan di tempat lain: "Tuhan mengetahui
rancangan-rancangan orang berhikmat; sesunggubnya semuanya sia-sia belaka. (1
Korintus 3:18-20)
Inilah pemikiran Tuhan Yesus tentang
hikmat dan orang-orang yang bijak. Dia melihat bahwa pemikiran orang-orang yang
bijak adalah kesalahan.
Berkenaan dengan wahyu Ilahi yang benar (Perjanjian Terbaru), kata "hikmah" disebutkan bersamaan dengan pemahaman ilmu dan wahyu, seperti yang ada pada firman Allah,
Berkenaan dengan wahyu Ilahi yang benar (Perjanjian Terbaru), kata "hikmah" disebutkan bersamaan dengan pemahaman ilmu dan wahyu, seperti yang ada pada firman Allah,
"Sebagaimana Kami telah mengutus kepada kamu seorang
Rasul (Muhammad.) di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan
mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-Qur'an dan
hikmah,
serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui." (Al-Baqarah: 151)
Kata hikmah dalam pemikiran Islam selalu
bergandengan dengan kebaikan (semua kebaikan) bagi manusia, karena hal ini
merupakan pemberian dan anugerah dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Firman
Allah,
"Allah
menganugerahkan hikmah (kemampuan mendalami dan memahami ajaran Allah) kepada
siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia
benar-benar telah dianugerahi kebajikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat
mengambil pelajaran melainkan orang-orang yang berakal." (Al-Baqarah:
269)
Inilah Firman Allah tentang Isa putra Maryam dan risalah yang dibawanya,
"Dan Dia
mengajarkannya Alkitab, Hikmah, Taurat, dan Injil." (Ali Imran:
48)
Sedangkan Paulus (sang rasul) -pembuat
ajaran Kristen- mengatakan (Apa yang aku katakan, aku mengatakannya bukan sebagai
orang yang berkata menurut firman Tuhan, melainkan sebagai orang
bodoh) artinya perkataan itu bukanlah wahyu. Dia berbicara
(seperti orang gila) dialah yang mempertahankan kebohongannya
dan mempertahankan kebodohannya serta menolak ilmu di setiap perkataannya (yang
suci). Dialah yang mengangkat kebodohan di atas hikmah, bahkan meminta seluruh
umat Kristen untuk bersikap bodoh, agar mereka menjadi orang bijak. Sesungguhnya
akidah Trinitas tidak akan sempurna, kecuali dengan kebodohan dan kedunguan.
Maka, dengan semua yang dilakukan Paulus ini, orang-orang Kristen
mengkategorikan Paulus ke dalam golongan para nabi yang benar. Dan,
mengkategorikan Muhammad SAW yang membawa kebenaran, ilmu dan logika ke dalam
golongan nabi palsu! Mereka, bukanlah orang yang pertama kali melakukan hal
seperti ini, karena sebelum mereka, telah ada kaum Tsamud -kaum Nabi Shaleh-
yang lebih menyukai kesesatan daripada petunjuk, sehingga turun firman Allah
atas mereka,
"Dan
adapun kaum Tsamud, maka mereka Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai
buta (kesesatan) dari petunjuk, maka mereka disambar petir (sebagai) adzab yang
menghinakan desebabkan apa yang telah mereka kerjakan. Dan Kami selamatkan
orang-orang yang beriman dan mereka adalah orang-orang yang bertakwa."
(Fushshaat:17-18)
Wassalaam.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar