TIPU DAYA PAULUS TARSUS III |
Paulus dan Hukum Taurat
Sebenarnya Paulus sang rasul, atau yang lebih tepat Paulus sang murid, telah menghilangkan moral dan meruntuhkan nilai-nilai kemanusiaan. Dia juga telah menyebarkan kerusakan dan melanggar ajaran Musa dan Isa secara terang-terangan. Tidak hanya sebatas ini saja, bahkan dia telah merusak sendi-sendi agama itu sendiri. Sebelum kami menjelaskan pemahaman ini, izinkanlah kami rnemulai penjelasan firman Tuhan kepada Musa Alaihissalam seperti yang terdapat dalam Kitab Ajaran (Taurat Musa):
[26]
Terkutuklah orang yang tidak menepati perkataan hukum Taurat (An-Namus) ini
dengan perbuatan. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin! (Ulangan
27:26)
Bahkan Tuhan mereka telah memberi
peringatan kepada Musa dan bangsa Yahudi yang tidak melaksanakan hukum. Juga,
mengancarn dengan siksaan, jika mereka tidak melaksanakannya.
[58]
Jika engkau tidak melakukan dengan setia segala perkataan hukum Taurat yang
tertulis dalam kitab ini, dan engkau tidak takut dengan Nama yang mulia dan
dahsyat ini, yakni akan TUHAN, Allahmu. [59] Maka Tuhan akan menimpakan
pukulan-pukulan yang ajaib kepadamu dan kepada keturunanmu, yakni
pukulan-pukulan yang keras lagi lama dan penyakit-penyakit yang jahat lagi lama.
[60] la akan mendatangkan pula segala wabah Mesir yang kau takuti itu kepadamu,
sehingga semuanya itu melekat kepadamu. [61] Juga berbagal-bagai penyakit dan
pukulan yang tidak tertulis dalam kitab Taurat ini, akan ditimbulkan Tuhan
menimpa engkau, sampai engkau punah. [62] Daripada kamu hanya sedikit orang yang
tertinggal, padahal kamu dulu seperti bintang-bintang di langit banyaknya
-karena engkau tidak mendengarkan suara Tuhan, Allahmu. (Ulangan
28:58-62)
Seperti yang kita lihat dari ayat ini
bahwa syariat (hukum Taurat) adalah suara Tuhan. Maka terkutuklah orang yang
tidak melaksanakannya. Namun, apakah syariat yang dimaksud itu? Maksud dari
syariat (hukum Taurat) dalam perkataan yang singkat adalah:
Bertauhid dan berakhlak mulia yang disebutkan oleh Tuhan dan
dilaknat orang yang tidak melaksanakannya, Dia berkata:
[15] Terkutuklah orang yang membuat patung pahatan atau
patung tuangan, suatu kekejian bagi Tuhan, buatan tangan seorang tukang dan yang
mendirikannya dengan sembunyi... [16] Terkutuklah orang yang memandang rendah
ibu bapanya... [17] Terkutuklah orang yang menggeser batas tanah
sesamanya manusia... (**) [18] Terkutuklah orang yang membawa
seorang buta ke jalan yang sesat... [19] Terkutuklah orang yang memperkosa hak
orang asing, anak yatim dan janda... [20] Terkutuklah orang yang tidur dengan
istri ayahnya, sebab ia telah menyingkap punca kain ayahnya... [21] Terkutuklah
orang yang tidur dengan binatang apa pun... [22] Terkutuklah orang yang tidur
dengan saudaranya perempuan, anak ayah dan anak ibunya... [23] Terkutuklah orang
yang tidur dengan mertuanya perempuan... [24] Terkutuklah orang yang membunuh
sesamanya manusia dengan bersembunyi... (Ulangan 27:15-24)
Beginilah hukum syariat senantiasa
menyerukan nilai-nilai akhlak yang mulia. Tuhan pun turun ke bumi (dalam bentuk
Yesus menurut ajaran Kristen) dalam Perjanjian Baru untuk menegaskan pentingnya
pelaksanaan syariat (Hukum Taurat) secara berkesinambungan, Dia mengatakan:
[17] Janganlah kalian menyangka, bahwa Aku datang untuk
meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk
meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. [18] Karena Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik
pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. (Matius
5:17-18)
Inilah sikap Tuhan dalam dua
perjanjian, baik yang lama ataupun yang baru. Lalu, bagaimanakah sikap Paulus
terhadap pelaksanaan hukum ini? Sebenarnya Paulus telah mencampakkan syariat
(hukum Taurat) ke neraka, sebelum langit dan bumi ini binasa, seperti yang telah
Tuhan firmankan. Paulus sendiri menganggap bahwa syariat (Hukum Taurat) dan cara
pelaksanaannya adalah perbuatan terlaknat yang tidak wajib untuk dilaksanakan.
Dia berkata:
Kristus telah
menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita,
sebab ada tertulis: "Terkutuklab orang yang digantung pada kayu salib!" (Galatia
3:13)
Ini berarti, bahwa Tuhan mengingkari
dirinya sendiri! Hanya dengan satu ayat saja, Paulus telah menghancurkan syariat
beserta segala isinya. Dia berkata bahwa syariat itu kutukan, bahkan mengatakan
bahwa Tuhan itu sendiri terkutuk [dengan jalan menjadi kutuk karena
kita],
karena manusia telah menggantungkan Tuhannya di kayu (salib). Maka dari itu,
Paulus berkata bahwa Tuhan telah melaknat dirinya sendiri, dan dia mengatakan
terkutuklah orang-orang yang berpegang kepada hukum Taurat dan melaksanakannya.
[9] Jadi mereka
yang hidup dari iman, merekalah yang diberkati bersama-sama dengan Abraham yang
beriman itu. [10] Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat,
berada dibawah kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia
melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat." (Galatia
3:9-10)
At-Tafsir At-Tathbiqi li Al-Kitab
Al-Muqaddas menjelaskan arti yang berkenaan dengan maksud ayat di atas hlm.
2502:
[Yesuslah yang
telah mengambil sendiri kutukan hukum Taurat tersebut, saat dia rela dirinya
digantung di kayu disalib (Galatia 3:13). Dia telah melaksanakannya, agar kita
tidak menanggung derita itu. Beginilah cara yang dimungkinkan kita dapat selamat
bersamanya. Satu-satunya syarat adalah dengan menerima perbuatan Yesus, yang
dilakukannya diatas kayu salib (Kolose 1:20-23)].
Syarat yang dimaksudkan -sebagaimana
yang telah kita ketahui- adalah nilai-nilai moral. Artinya, agama Kristen
mengutuk orang-orang yang berakhlak mulia! Beginilah "Tuhan telah wafat" oleh
tangan manusia dalam Perjanjian Baru. Dan, Paulus mencampakkan hukum Taurat ke
neraka! Atas dasar inilah, di dalam ajaran Kristen tidak ada pencegahan bemuansa
religius terhadap suatu kejahatan! Tidak ada aturan, tidak ada norma dan tidak
ada akhlak! Inilah cara Paulus membebaskan hawa nafsu manusia, agar melakukan
apa saja yang mereka inginkan. Dan, Paulus pun mengumumkan bahwa syariat tidak
lagi dibutuhkan oleh umat Kristen, setelah manusia menyalib Tuhan dan
membunuhnya di kayu salib, dia mengatakan:
[24] Jadi hukum
Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan
karena iman. [25] Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada
lagi di bawah pengawasan penuntun. (Galatia 3:24-25)
Maksudnya, kita sudah tidak memiliki
penuntun lagi. Dan, Paulus telah menghapuskan seluruh hukum Taurat.
[15] Sebab dengan
mati-Nya (tubuh Yesus yang disalib) sebagai manusia la telah membatalkan hukum
Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya
menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya dan dengan itu mengadakan damai
sejahtera. (Afesus 2:15)
[16] Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya o/en iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "Tidak ada seorangpun dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat." (Galatia 2:16)
[16] Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya o/en iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "Tidak ada seorangpun dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat." (Galatia 2:16)
Maksud ayat di atas adalah bahwa
melaksanakan syariat tidak dapat mengarahkan seseorang kepada kebaikan! Bahkan,
Paulus menegaskan bahwa orang yang berambisi melaksanakan syariat (hukum Taurat)
akan kehilangan nikmat Tuhan.
[4] Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan
kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia [kehilangan
nikmat]. (Galatia5:4)
Paulus pun melanjutkan lagi
pembicaraannya, bahwa tidak dibutuhkan lagi amal saleh, dia mengatakan:
[27] ...Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan
berdasarkan iman! [28] Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman
dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat (Roma 3:27-28)
Terlihat jelas sikap Paulus yang
membebaskan manusia dari nilai kemanusiaan dan agama. Dan, Paulus menjadikan
keimanan kepada Yesus, jalan yang cukup untuk keselamatan dan ketaatan tanpa
membutuhkan amal saleh. Hal ini sangat bertentangan sekali dengan perkataan
Yesus (Tuhan menurut pandangan Kristen):
[36] Tetapi aku
berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus
dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. [37] Karena menurut ucapanmn
engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum. (Matius
12:36-37)
Beginilah! Tuhan telah berseteru dengan
dirinya sendiri! Akibat dari perbuatan Paulus sang
rasul
dan amal saleh tidak lagi dibutuhkan dalam ajaran Kristen.
[9] Dialah yang
menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan
perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya [nikmat-Nya]
sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum
permulaan zaman. [10] dan yang sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat
kita Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan
hidup yang tidak dapat binasa. (2 Timotius 1:9-10)
Hal tersebut ditegaskan kembali pada
ayat lainnya:
[4] Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, [5] pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh kudus. (Titus 3:4-5)
Ayat-ayat lain pun terus bergulir. Sehingga hanya dengan beriman kepada Yesus -tanpa melihat amal saleh yang dilakukannya- seorang penganut Kristen dapat selamat.
[4] Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, [5] pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh kudus. (Titus 3:4-5)
Ayat-ayat lain pun terus bergulir. Sehingga hanya dengan beriman kepada Yesus -tanpa melihat amal saleh yang dilakukannya- seorang penganut Kristen dapat selamat.
[9] Sebab jika
kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya dalam hatimu,
bahwa Allah telah membangkitkan Dia di antara orang mati, maka kamu akan
diselamatkan. [10] Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan
mulut orang mengaku dan diselamatkan (Roma 10:9-10)
Oleh karena itu, Milankton
berkata dalam bukunya Al-Amakin Al-Lahutiyah (Tempat-tempat Ketuhanan), "'Jika kamu
mencuri, berbuat zina, atau berbuat fasik, maka janganlah risaukan perbuatan
itu! Akan tetapi, janganlah kamu lupa,
bahwa Allah adalah seorang kakek yang banyak memiliki
kebaikan, dan Dia telah terlebih dahulu mengampuni segala
kesalahanmu -beberapa waktu lamanya- sebelum kamu melakukan kesalahan itu."
Seperti yang dikatakan Martin Luther seorang pendiri aliran Protestan, "Bahwa Injil tidak meminta kita untuk melakukan amal saleh (agar kita termasuk golongan orang yang taat), bahkan sebaliknya, justru menolak segala amal perbuatan kita. Sebenarnya, agar kita tampak saleh, kita harus memperbesar dan memperbanyak dosa."
Jika kita tambahkan dari uraian di atas, bahwa tujuan penciptaan manusia adalah untuk menikmati segala yang ada di dunia. Di sini terlihat, bahwa agama Kristen menyerukan ajaran yang hina. Teks-teks tersebut memiliki dampak yang sangat besar terhadap hukum Taurat dalam ajaran Kristen. Para perintis agama Kristen telah mengetahui -sebelum yang lainnya- bahwa semua larangan berubah menjadi halal. Oleh karena itu, agama Kristen dan agama sebelumnya yaitu Yahudi telah melepaskan diri dari belenggu hukum dan semua pesan moral yang terkandung di dalamnya, sehingga kondisi tersebut -sebagaimana yang disimpulkan oleh para peneliti- terealisasi dalam masyarakat Kristen di zaman modem sekarang ini: menyebarnya zina dan perbuatan keji / banyaknya kejahatan / perbedaan ras / perpecahan keluarga / hubungan masyarakat yang buruk / tersebarnya minuman keras / kehidupan tanpa agama / bersikap kejam terhadap bangsa lainnya.
Kekejaman terhadap bangsa lain terliha tjelas dalam pembasmian masyarakat dunia ketiga, terutama negara Islam. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan CIA (Central Intelligence of America) mengatakan, "Jumlah penduduk dan kedaulatan dunia ketiga harus dibatasi dengan cara apa pun, seperti: peperangan, penyakit dan epidemi. Atau, dengan cara lainnya, baik yang legal ataupun yang illegal, agar negara-negara tersebut tidak dapat menikimati sumber daya alam yang mereka miliki, karena surnber tersebut dianggap milik Amerika dan Iriggris (negara Eropa secara umum). Adapun negara-negara 'yang rnenjadi sasaran utama hasil perielitian mereka adalah Mesir, Iran, dan seluruh negara-negara Arab, juga negara-negara di benua Afrika dan Asia.
Bencana peperangan tersebut dipimpin oleh Amerika Serikat dan Israel, dengan bukti adanya 12 pusat penelitiari ilmiah di Amerika yang merampungkan pembuatan virus dan penyakit yang diambil dari gen manusia, yang dapat menular ke populasi tertentu yang sama gennya, dan tidak akan menular ke populasi yang berlainan gen.
Begitulah caranya Kristen Eropa menghidupkan kembali -berlandaskan Alkitab sebagai rujukan- komunitas Darwin yang suka bunuh-membunuh saudaranya sesama manusia. Dan, menganggap nukum rimba nierupakan hukum alam yang berlaku, karena kebenaran agama telah musnah.Oleh karena itu, kami berpendapat bahwa bencana dan kehancuran moral yang mendominasi dunia Eropa dan Barat Kristen secara umum (yang sengaja mereka ekspor kepada kita saat ini), disebabkan oleh Alkitab yang mereka anggap -meskipun rnemiliki banyak nilai negatif- sebagai kata-kata Tuhan yang memberikan petunjuk dan kebaikan serta surga dan keagungan Tuhan.
Saya ingin -untuk terakhir kalinya- menunjukkan berita di internet yang mengatakan bahwa Paulus berusaha menghilangkan akhlak dan norma-norma agama yang ada di agama Kristen, begitu juga kebohongan dan propaganda umat Kristen terhadap Islam. Di antaranya, mengekspos jawaban para pelayan Tuhan dari pertanyaan yang diajukan oleh seorang Muslim:
"Apakah menurut Anda diselamatkannya umat manusia oleh Yesus, berarti tidak adanya hisab, dan memberikan peluang kepada umat Kristen untuk melakukan kemaksiatan, karena Yesus telah menyelamatkan mereka? Dengan demikian tidak ada hisab dan neraka!"
Para pelayan Tuhan itu menjawab sambil tercengang dan kaget: "Kami tidak tahu dari manakah anda mendapatkan informasi yang aneh seperti ini? Apakah anda membacanya dari Alkitab yang diyakini oleh umat Kristen, lalu menyampaikannya? Seandainya anda baru membacanya sekali, maka janganlah membuat tuduhan yang tidak mendasar seperti ini!"
Inilah cara mereka menipu yang lainnya. Mereka memanfaatkan kebodohan pendengar atau pembaca agar dapat menipu dan membohonginya.
Keterangan:
(**) Bandingkanlah dengan apa yang dilakukan oleh bangsa Israel sekarang ini, yang menghancurkan bangsa Palestina dan menguasai tanah mereka, tanpa ada alasan yang benar.
Wassalaam.
Seperti yang dikatakan Martin Luther seorang pendiri aliran Protestan, "Bahwa Injil tidak meminta kita untuk melakukan amal saleh (agar kita termasuk golongan orang yang taat), bahkan sebaliknya, justru menolak segala amal perbuatan kita. Sebenarnya, agar kita tampak saleh, kita harus memperbesar dan memperbanyak dosa."
Jika kita tambahkan dari uraian di atas, bahwa tujuan penciptaan manusia adalah untuk menikmati segala yang ada di dunia. Di sini terlihat, bahwa agama Kristen menyerukan ajaran yang hina. Teks-teks tersebut memiliki dampak yang sangat besar terhadap hukum Taurat dalam ajaran Kristen. Para perintis agama Kristen telah mengetahui -sebelum yang lainnya- bahwa semua larangan berubah menjadi halal. Oleh karena itu, agama Kristen dan agama sebelumnya yaitu Yahudi telah melepaskan diri dari belenggu hukum dan semua pesan moral yang terkandung di dalamnya, sehingga kondisi tersebut -sebagaimana yang disimpulkan oleh para peneliti- terealisasi dalam masyarakat Kristen di zaman modem sekarang ini: menyebarnya zina dan perbuatan keji / banyaknya kejahatan / perbedaan ras / perpecahan keluarga / hubungan masyarakat yang buruk / tersebarnya minuman keras / kehidupan tanpa agama / bersikap kejam terhadap bangsa lainnya.
Kekejaman terhadap bangsa lain terliha tjelas dalam pembasmian masyarakat dunia ketiga, terutama negara Islam. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan CIA (Central Intelligence of America) mengatakan, "Jumlah penduduk dan kedaulatan dunia ketiga harus dibatasi dengan cara apa pun, seperti: peperangan, penyakit dan epidemi. Atau, dengan cara lainnya, baik yang legal ataupun yang illegal, agar negara-negara tersebut tidak dapat menikimati sumber daya alam yang mereka miliki, karena surnber tersebut dianggap milik Amerika dan Iriggris (negara Eropa secara umum). Adapun negara-negara 'yang rnenjadi sasaran utama hasil perielitian mereka adalah Mesir, Iran, dan seluruh negara-negara Arab, juga negara-negara di benua Afrika dan Asia.
Bencana peperangan tersebut dipimpin oleh Amerika Serikat dan Israel, dengan bukti adanya 12 pusat penelitiari ilmiah di Amerika yang merampungkan pembuatan virus dan penyakit yang diambil dari gen manusia, yang dapat menular ke populasi tertentu yang sama gennya, dan tidak akan menular ke populasi yang berlainan gen.
Begitulah caranya Kristen Eropa menghidupkan kembali -berlandaskan Alkitab sebagai rujukan- komunitas Darwin yang suka bunuh-membunuh saudaranya sesama manusia. Dan, menganggap nukum rimba nierupakan hukum alam yang berlaku, karena kebenaran agama telah musnah.Oleh karena itu, kami berpendapat bahwa bencana dan kehancuran moral yang mendominasi dunia Eropa dan Barat Kristen secara umum (yang sengaja mereka ekspor kepada kita saat ini), disebabkan oleh Alkitab yang mereka anggap -meskipun rnemiliki banyak nilai negatif- sebagai kata-kata Tuhan yang memberikan petunjuk dan kebaikan serta surga dan keagungan Tuhan.
Saya ingin -untuk terakhir kalinya- menunjukkan berita di internet yang mengatakan bahwa Paulus berusaha menghilangkan akhlak dan norma-norma agama yang ada di agama Kristen, begitu juga kebohongan dan propaganda umat Kristen terhadap Islam. Di antaranya, mengekspos jawaban para pelayan Tuhan dari pertanyaan yang diajukan oleh seorang Muslim:
"Apakah menurut Anda diselamatkannya umat manusia oleh Yesus, berarti tidak adanya hisab, dan memberikan peluang kepada umat Kristen untuk melakukan kemaksiatan, karena Yesus telah menyelamatkan mereka? Dengan demikian tidak ada hisab dan neraka!"
Para pelayan Tuhan itu menjawab sambil tercengang dan kaget: "Kami tidak tahu dari manakah anda mendapatkan informasi yang aneh seperti ini? Apakah anda membacanya dari Alkitab yang diyakini oleh umat Kristen, lalu menyampaikannya? Seandainya anda baru membacanya sekali, maka janganlah membuat tuduhan yang tidak mendasar seperti ini!"
Inilah cara mereka menipu yang lainnya. Mereka memanfaatkan kebodohan pendengar atau pembaca agar dapat menipu dan membohonginya.
Keterangan:
(**) Bandingkanlah dengan apa yang dilakukan oleh bangsa Israel sekarang ini, yang menghancurkan bangsa Palestina dan menguasai tanah mereka, tanpa ada alasan yang benar.
Wassalaam.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar