BIBEL = NEOTAUROT + NEOINJIL + DONGENG
Injil Yohanes, Bukan Firman Allah dan bukan pula Yohanes Murid Yesus yang menyusunnya. Siapakah penyusun Injil Yohanes? Bukan Allah dan bahkan bukan Yohanes sendiri. Bacalah kutipan di bawah ini:
“dan ORANG yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar, dan IA TAHU, bahwa IA MENGATAKAN kebenaran, supaya kamu juga percaya” (Yohanes 19:35).
"DIALAH MURID, yang memberikan kesaksian tentang semua ini dan yang telah menuliskannya dan KITA TAHU bahwa kesaksiannya itu benar” (ibid 21:24).
“Ada lagi banyak perkara lain-lain yang diperbuat oleh Yesus, maka jikalau segala perkara itu satu-satu disuratkan, PADA SANGKAKU dunia ini pun tiada termuat kitab-kitab yang disuratkan itu” (ibid 21:25, Alkitab cetakan 1960).
Siapakah yang dimaksud dengan “Orang yang…” dan “ia” (Yoh.19:35), “dialah”, “kita” (Yoh 21:24) serta “saya” (Yoh.21:25)?
Dapatkah kata ganti tersebut dikaitkan dengan seseorang yang tiba-tiba meninggalkan Yesus di taman ketika Yesus benar-benar sangat memerlukan bantuannya, atau pada orang ke-14 dalam “perjamuan terakhir”, orang yang sangat disayangi Yesus? Keduanya bernama Yohanes. Yohanes merupakan nama yang sangat umum di kalangan bangsa Yahudi pada masa Yesus dan dikalangan umat Kristen setelahnya. Kedua orang tersebut bukanlah penulis Injil ini.
Penulis Kristen sendiri, Adolf Harnack dalam bukunya “What is Christianity” halaman 20 menegaskan: “…the fourth Gospel does not emanate or profess to emanate from the apostle John, who can not be taken as an historical authority…the author of the fourth Gospel acted with sovereign freedom, transposed events and put them in a strange light. He drew up the discussions himself and illustrated great thought with imaginary situations…”
(…Injil keempat (Injil karangan Yohanes) bukanlah berasal atau menyatakan berasal dari rasul Yohanes, dan tak bisa dianggap sebagai yang berwenang dalam sejarah…pengarang Injil Yohanes itu dengan seenaknya telah mengganti alur cerita dan menmpatkannya dalam alur yang aneh. Dia sendiri mengembangkan pembahasannya dan melukiskan pemikiran-pemikiran besar dengan berbagai situasi khayal…).
Adolf Harnack juga menunjukkan “kelainan” pada Injil Yohanes jika dibandingkan dengan ketiga Injil lainnya. Pembahasannya menunjukkan pemikiran filosofis yang demikian tinggi yakni filsafat Yunani. Justru dengan inilah tidak mungkin Injil Yohanes tersebut berasal dari murid Yesus yang bernama Yohanes, seorang murid termuda diantara dua belas murid Yesus. Kalimat awal pada Injil “Yohanes” bukan murid Yesus itulah yang dijadikan dasar doktrin trinitas!
Adolf Harnack juga menyitir tulisan sejarawan Kristen terkenal, David Strauss yang menulis: “almost destroyed the historical credibility not only the fourth but alsa of the first three Gospel as well” Jelas bahwa Injil Yohanes merupakan hasil karya “Mr. X” yang belum diketahui hingga saat ini sebagaimana misteri besar yang melingkupi konsili Nicea yang meloloskan Injil versi ini. Siapakah pemegang kunci ruangan yang terkumpul padanya ratusan versi Injil dan siapa pula yang pada malam harinya membuka ruangan tersebut dan meletakkan versi injil Yohanes di atas meja?! Tentu mereka sepakat dengan kita bahwa agama bukanlah teka-teki silang, tetapi siapa yang mampu menjawabnya?!
“Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga. Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: “Ini dari Allah” (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan.” (QS.Al-Baqarah:78-79).
Sungguh sangat memalukan bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani menggunakan cara-cara murahan dalam menciptakan syubhat mereka kepada kaum muslimin dengan mencomot ayat-ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang Taurat dan Injil agar kaum muslimin juga mengimani Bibel yang ada di tangan mereka. Taurat yang mana dan Injil versi siapa? Bukankah di Konsili Nicea sebelum memutuskan 4 versi Injil yang dipakai sekarang ini telah teronggok di meja di hadapan para tokoh-tokoh gereja Unitarian dan Trinitarian ketika itu dua ratus lebih versi Injil yang berlainan?! Kemana ratusan versi Injil lainnya di luar ke-4 Injil yang ditetapkan, termasuk tulisan murid Yesus sendiri sampai bisa dikalahkan keabsahannya oleh para pengarang Injil yang sama sekali bukan murid Yesus?! Sekali lagi, Taurat dan Injil yang terdapat di dalam Bibel bukanlah Taurat dan Injil sebagaimana yang diturunkan oleh Allah Ta’ala kepada Musa dan Isa `alaihimas salam.
***
DR. W.Graham Scroggie dari Lembaga Pendalaman Bibel, Chicago, salah seorang missionaris agama Kristen yang paling berpengaruh di dunia, menjawab pertanyaan: “Apakah Bibel merupakan firman Tuhan?” Dalam bukunya pada sub bab berjudul: “Bibel bersifat manusiawi sekaligus Ilahi”, dalam halaman 17, ia berkata: “Ya, Bibel bersifat manusiawi, walaupun beberapa orang yang karena ketidaktahuan mereka telah menyangkal. Kitab-kitab tersebut telah berkembang melalui alam pikiran manusia, ditulis oleh tangan manusia dan dalam bahasa manusia, serta menurut gaya bahasa yang khas dan manusiawi”.
Dengan adanya pernyataan di atas, masihkah perlu kita tambahkan argument-argumen lain untuk membuktikan bahwa Bibel bukanlah firman Tuhan? Tidak! Tetapi para misionaris yang professional, bahkan setelah kelemahan mereka terbuka, masih mempunyai muka untuk berusaha meyakinkan para pendengarnya bahwa Bibel merupakan Firman Allah yang tidak diragukan. Cara mereka dalam memutarbalikkan kata-kata sangat “mengagumkan!”.
Doktor di atas telah mengemukakan kepada kita dengan bahasa manusia yang paling jelas bahwa Bibel merupakan hasil karya manusia, sementara sebagian umat Kristen lainnya berusaha tetap bersikukuh bahwa mereka telah membuktikan hal yang sebaliknya, bahwa Bibel adalah Firman Allah! “Penelitian dalam teks Yahudi dan Yunani berhasil mengungkapkan adanya ajaran-ajaran manusia yang bercampur-baur dengan ajaran-ajaran Tuhan dalam keseluruhan Bibel. Penyisipan dan ketidaksesuaian itu tidak lagi dapat disembunyikan!!” (Encyclopaedia Brittanica vol.III, hal.501, paragraf 34).
“Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: “Ini dari Allah” (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan” (QS.Al-Baqarah:78-79).
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar