PENULIS INJIL BUKAN MURID YESUS? (Bagian 1)

Diposting oleh BreakEver on Sabtu, 09 Januari 2016

BIBEL = NEOTAUROT + NEOINJIL + DONGENG

Firman Allah Ta’ala:
Artinya: “Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga. Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: “Ini dari Allah” (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan” (QS.Al-Baqarah:78-79).

Bible/Bibel/Al-kitab bukanlah Injil yang diturunkan kepada Isa `alaihi salam! Namun, untuk mempermudah kata dan menyamakan persepsi, selanjutnya Bibel akan saya sebut injil (yang telah dirubah-rubah). Para penulis Injil menceritakan bagaimana Yesus berkeliling mengajarkan Injil. Padahal kita tahu, bahwa Injil yang ada sekarang ditulis sekian puluh tahun setelah kematian Yesus. Padahal jika merunut injil yang asli, harusnya Injil sudah ada sejak jaman Yesus seperti diceritakan dalam ayat2 dibawah ini :

“Demikianlah, Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam kemah-kemah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga dan melenyapkan segala penyakit dan kelemahan” (Matius 9:35). 
“Karena barangsiapa menyelamatkan nyawanya, ia kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya” (Markus 8:35). 
“Pada suatu hari ketika Yesus mengajar orang banyak di Bait Allah dan memberitakan Injil, datanglah imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta tua-tua ke situ” (Lukas 20:1).
Tetapi, Injil manakah yang dimaksud pada paragraf di atas?

Bukankah hanya ada satu Injil? Demikianlah gertak sambal mereka kepada kita. Tetapi Paulus, “Rasul” terbesar mereka yang merasa jauh lebih besar bahkan dari murid Yesus sendiri mengakui betapa banyaknya model-model Injil yang beredar di masanya:

“Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berpaling daripada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu Injil yang lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus” (Galatia 1:6-7).
Di dalam Perjanjian Baru anda juga akan dengan mudah menemukan nama-nama asing yang bukan merupakan murid Isa `alaihis salam, Injil karangan Matius, Injil karangan Markus, Injil karangan Lukas, Injil Karangan Yohanes, bahkan Surat-Surat Kiriman yang ditulis oleh pendiri agama Kristen (Paulus) pun dijadikan sebagai bagian dari kitab suci, tetapi anehnya (dan alangkah anehnya!) bahwa Injil Kristus karangan Yesus sendiri (yang diceritakan oleh Paulus tersebut) tidak akan dapat anda temukan sampai halaman terakhir “kitab suci” ini. Padahal Paulus sendiri benar-benar menekankan tentang “Injil Kristus” ini: “Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu Injil yang berbeda dengan Injil yang kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dahlulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu Injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima terkutuklah dia.” (ibid:8-9).

Injil Karangan Lukas, hanyalah kumpulan kisah rakyat yang dibukukan Kami akan memberikan satu contoh “kualitas” Injil sebagaimana yang digembar-gemborkan oleh Paulus di atas, bukan Injil Kristus sebagaimana promosi gencarnya tetapi Injil Karangan Lukas. Iman kristiani selalu menyatakan bahwa para pengarang Injil adalah orang-orang yang mendapatkan ilham dari Allah dalam menuliskan Injilnya, benarkah demikian? Ternyata Injil ini hanyalah diambil dan disusun oleh Lukas dari berita-berita yang beredar di masyarakatnya yang berasal dari cerita orang-orang yang tidak dikenal!

“Teofilus yang mulia, BANYAK ORANG telah berusaha untuk menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi diantara kita, SEPERTI YANG DISAMPAIKAN KEPADA KITA OLEH MEREKA, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, AKU MENGAMBIL KEPUTUSAN UNTUK MEMBUKUKANNYA DENGAN TERATUR BAGIMU, supaya engkau dapat mengetahui bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar.” (Lukas 1:1-4).

Inilah pernyataan Lukas yang “paling terbuka dan paling berani” tentang himpunan kisah-kisah dari orang-orang banyak yang ditulis dan disusunnya untuk kemudian hari diangkat tinggi-tinggi derajatnya sebagai sebuah Kitab Suci Injil karangan Lukas. Karangan tetaplah karangan dan Paulus sama sekali belum menunjukkan bukti keberadaan Injil tulisan Kristus yang digembar-gemborkannya! Adapun yang disodorkannya? Ternyata tidak lebih dari kisah-kisah yang beredar di masyarakat yang kemudian dibukukan menjadi sebuah Kitab Suci Injil!

Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.

Tentu ada pertanyaan menarik, kalau memang Injil Karangan Lukas adalah wahyu, firman Tuhan, mengapa ia ditujukan kepada Teofilus? Apakah Teofilus seorang nabi yang sedang mendapatkan kiriman wahyu dari tuhan yang bernama Lukas? Tentu tidak ada iman kristiani yang membenarkan kejanggalan ini. Karangan Lukas ini tidak lebih dari sebuah karangan yang disusun oleh Lukas dari sekian banyak sumber cerita yang beredar di masyarakat pada saat itu yang didedikasikan untuk dikonsumsi oleh Teofilus. Lalu sejak kapan derajatnya naik berlipat-lipat dari sebuah catatan untuk Teofilus menjadi sebuah kitab suci yang harus menjadi pegangan seluruh umat manusia?

Lukas secara jujur menyatakan kepada kita bahwa ia hanyalah mengikuti jejak orang-orang lain tak dikenal yang lebih bodoh daripada dirinya yang telah berusaha menyusun berita-berita mengenai Yesus secara kurang teratur, karenanya setelah menyelidiki segala peristiwa itu secara seksama (sebatas kemampuan yang dimilikinya) dari asal mulanya, Lukas memutuskan untuk membukukannya secara teratur buat Teofilus. Sekian banyak orang tak dikenal yang turut andil sebagai narasumber Lukas untuk menyusun karangannya dan buah karya dengan nilai ilmiyah yang tidak akan mungkin bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah “setingkat ini pun” dalam sekejap disulap menjadi pegangan hidup umat manusia! Lukas pun mungkin tidak pernah bermimpi bahwa karangan ala kadarnya itu akan menjadi sebuah kitab suci sekaligus dianggap wahyu Tuhan!

Dalam kata pengantar terjemah “Injil Lukas” yang disusunnya, seorang pakar Kristen, J.B. Philips mengatakan: “Menurut pengakuannya sendiri, Lukas telah secara hati-hati membanding-bandingkan dan mengedit bahan-bahan (naskah) yang sudah ada. Tetapi orang seakan-akan melihat adanya hubungan antara beberapa bahan yang ditambahkan oleh Lukas dengan Tuhan, walaupun sebenarnya dan ini sangat beralasan, kita dapat menduga beberapa sumber darimana ia dapatkan bahan-bahan itu.” (The Gospel in Modern English, penerbit Fontana).

Lihatlah pernyataan tegas pakar Kristen ini, bahwa Allah sama sekali tidak berperan dalam penulisan Injil Lukas! Dan jangan anda heran jika tiba-tiba saja para perevisi RSV (Revised Standard Version) memutuskan untuk menaggalkan kata pengantar mereka dari Bibel RSV. Ini semua merupakan kebiasaan mereka yang kuno, sangat kono sekali. Begitu umat Kristen menyadari belang mereka mulai terbuka, secepatnya mereka mengadakan perubahan-perubahan. Bahkan dalam semalampun bisa mereka realisasikan!

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar