kontroversi Seputar Trinitas -christianity- (Bagian 2)

Diposting oleh BreakEver on Sabtu, 09 Januari 2016


Pasca Konsili Nicea I, Athanasius berhasil membujuk kaisar untuk membuang Arius kesatu tempat yang jauh serta membakar semua tulisan-tulisan pemikiran Monotheismenya dengan alasan bahwa Arius masih tidak puas terhadap keputusan Kaisar. Hal ini tidak berlangsung lama sebab Kaisar Konstantin dengan dukungan Uskup Eusebius yang menentang paham Trinitas memanggil pulang Arius dari pengasingannya dan mengakui bahwa konsepnya mengenai Monotheisme lebih bisa diterima ketimbang paham Trinitas.


Pada tahun 336 Arius diangkat menjadi Pastur di Constantinopel dan dalam satu muslihat yang licik, dia berhasil dibunuh.



Semenjak tahun 340 M (tiga tahun setelah kematian Kaisar Konstantin pada tahun 337 M dan digantikan oleh Kaisar Theodosius), perselisihan antara Monotheisme dengan Trinitas kembali mencuat kepermukaan dan penyelesaian yang diberlakukan Gereja dengan dukungan pihak-pihak kerajaan tidaklah memuaskan semua pihak serta hanya bersifat sementara, sebab keyakinan pihak Istana sendiri tidak mempercayai pengajaran Injil sehingga setiap kali ada pergantian kaisar maka selalu ada perubahan suasana, dan ini bisa mengubah setiap titik dari keputusan Dewan Nicea sebelumnya. Pihak yang menang saat itu bisa berbalik menjadi pihak yang dikalahkan atau dipersalahkan di kemudian hari oleh kerajaan. Dan sejarah inilah yang akhirnya paling sering terjadi dalam kontroversi doktrin Trinitas dimasa lalu.



Empat puluh lima tahun setelah kematian Arius, Konsili Nicea (Nicene Creed) yang pernah digelar pada tahun 325 M kemudian diadakan lagi pada tahun 381 M, yang menghasilkan pernyataan "Syahadat Konsili Nicea Konstantinopel", yang mana isinya adalah :



“Aku percaya akan satu Allah
Bapa yang Maha Kuasa
Pencipta langit dan bumi
Dan segala sesuatu yang kelihatan
Dan tidak kelihatan.
Dan akan satu Tuhan, Yesus Kristus,
Putra Allah yang tunggal.
Ia lahir sebelum segala abad.
Allah dari Allah,
Terang dari Terang.
Allah benar dari Allah benar.
Ia dilahirkan, bukan dijadikan
Sehakikat dengan Bapa.
Segala sesuatu dijadikan olehNya.
Ia turun dari surga untuk kita manusia
Dan untuk keselamatan kita.
Ia dikandung dari roh Kudus,
Dilahirkan oleh perawan Maria,
Dan menjadi manusia
Iapun disalibkan untuk kita, waktu Pontius Pilatus.
Ia wafat kesengsaraan dan dimakamkan.
Pada hari ketiga Ia bangkit, menurut Kitab Suci.
Ia naik ke surga, duduk di sisi Bapa.
Ia akan kembali dengan mulia,
Mengadili orang yang hidup dan yang mati.
KerajaanNya takkan berakhir.
Aku percaya akan Roh Kudus,
Ia Tuhan yang menghidupkan,
Ia berasal dari Bapa dan Putra
Yang serta Bapa dan Putra disembah dan dimuliakan.
Ia bersabda dengan perantaraan para nabi.
Aku percaya akan Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik,
Aku mengakui satu pembaptisan, akan pengampunan dosa.
Aku menantikan kebangkitan orang mati
Dan hidup di akhirat.
Amin.”



Dalam sejarah internal gereja Trinitas sendiri, semenjak kerajaan Romawi Barat dan Romawi Timur berpisah, gereja-gereja penganut paham ketuhanan Trinitas pun terpisah menjadi gereja barat dan gereja timur.



Kata "gereja" sebenarnya berasal dari kata "igraja" yang diperkenalkan di Indonesia oleh para misionaris Portugis. Kata "igraja" tersebut berasal dari kata Latin "ecclesia" yang pada awalnya berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu "ekklesia" yang artinya "kumpulan" atau "pertemuan", sehingga makna umum dari gereja itu adalah tempat berkumpul orang-orang tertentu dan dalam hal ini adalah orang-orang yang meyakini asas ketuhanan Trinitas.



Adanya gereja Barat dan gereja Timur ini akhirnya membawa perpecahan-perpecahan sendiri yang mengakibatkan ajaran Trinitas terbagi dalam banyak sekte atau aliran, perpecahan awalnya adalah larangan yang dibuat oleh Kaisar Romawi Leo III pada tahun 726 M kepada umat Trinitas agar jangan mengkuduskan dan membuat patung-patung atau gambar-gambar (Icono Clasts) berkenaan dengan keyakinan dunia Kristen Trinitas seperti gambaran Jesus, Mariah atau orang-orang yang dianggap suci lainnya.



Perintah Kaisar Leo III ini dikukuhkannya lagi pada tahun 730 M dengan pemikiran bahwa hal ini merupakan perbuatan keberhalaan dan bertentangan dengan Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru sendiri.



Larangan ini diberlakukan sampai pemerintahan Kaisar Konstantin IV dan Kaisar Leo IV, sementara pemimpin gereja Timur yang disebut Paus Gregori II dan Paus Gregori III serta Germanius dengan dukungan gereja Konstantinopel dan Kaisar Irene justru memberikan persetujuan pemujaan gambar-gambar keagamaan, perselisihan yang panjang dan lama ini akhirnya diselesaikan dengan dicabutnya larangan ini pada Sidang Umum ketujuh yang berlangsung di Nicaea tahun 787 M. 



Namun perpecahan di antara keduanya tidak akan diatasi oleh sidang tersebut dan masalah ini mengemuka pada abad ke 11 M pada waktu Roma menerima pemberian suatu tambahan ke dalam Nicene Creed, suatu hal yang tidak disetujui Gereja Timur. Tambahan itu adalah "dan anak" setelah frasa "kami percaya dalam Roh Kudus, Tuhan pemberi kehidupan, yang diturunkan dari Tuhan Bapa..." Jadi, Gereja-gereja Timur tidak menerima bahwa Roh Kudus diturunkan dari Tuhan Bapak dan Anak, melainkan hanya dari Tuhan Bapa saja. 


Tentang masalah ini Timur dan Barat sama sekali tidak mempunyai titik temu dan menimbulkan pemisahan tahun 1054, karena wakil Paus menempatkan surat-surat ekskomunikasi pada altar St. Sophia di Konstantinopel. Sejak itulah muncul Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Yunani. 


Kata "Katolik" berarti "univeral", "memiliki sifat-sifat totalitas" atau "utuh". Dengan demikian Gereja Katolik adalah tempat berkumpul universal, dimana setiap orang telah dipanggil untuk membawa kabar sukacita Injil kepada setiap orang, kepada setiap bangsa, kepada setiap penjuru dunia. 



Pusat gereja Katolik di dunia, gereja Santo Petrus Basilica (St. Peter’s Basilica) yang dibangun di Vatikan, adalah tempat dimana Petrus (Symeon -salah seorang murid Jesus) dimakamkan. Saat ini, kuburan dari Petrus berada di dalam tanah, persis dibawah altar utama di antara tiang-tiang penopang kubah Bernini.



Unsur-unsur doktrinal membuat mereka tetap terpisah: Gereja Katolik dipimpin oleh satu tampuk pimpinan yang disebut Paus, sementara Gereja Ortodoks menyerahkan kepemimpinan di tangan para bishop atau patriark (berarti Uskup); pandangan tentang Roh Kudus juga berbeda, Gereja Ortodoks tetap memberikan kedudukan penting bagi ikon-ikon dalam pemujaan, para pelayan gerejanya dibolehkan menikah, dan lain-lain.



Kata "Paus" ("Pope") artinya "Bapa" yang diambil dari bahasa Yunani. Didalam penggunaan bahasa Latin, kata ini lebih menunjukkan rasa hormat. Pada jaman Reformasi, kaum Protestan tidak setuju dengan istilah yang terkesan eksklusif tersebut, maka istilah "Paus" lebih sering disebut sebagai "Uskup Roma" (Bishop of Rome) seperti istilah pertamanya di jaman awal; Paus adalah pemimpin tertinggi Gereja Katolik dan sekaligus merupakan Ketua dari Dewan Para Uskup. 



Walaupun pada mulanya kota Yerusalem dianggap sebagai pusat kesucian (karena disana terletak Bait al-Maqdis), namun sikap permusuhan yang diperlihatkan orang-orang Yahudi sendiri yang menguasai Yerusalem terhadap hal-hal yang berbau Jesus, mendorong pemindahan pusat Kristen; mula-mula ke Antiokia, lalu bergeser kekota Roma. 



Paus memegang kekuasaan tertinggi, yang melampaui kekuasaan raja dan ratu. Namun sejak akhir abad keempat belas mulailah timbul tantangan terhadap kekuasaan Paus yang begitu besar. Timbullah gerakan reformasi yang dimulai Lollards dan Hussites; gerakan ini berubah menjadi ancaman serius terhadap supremasi Gereja Katolik ketika tahun 1617, seorang imam bernama Martin Luther menentang keras penjualan surat aflat (pengampunan dosa) oleh gereja.



Dia lalu menolak supremasi Paus, serta menghasut para bangsawan Jerman untuk memberontak dan memisahkan kekuasaan mereka. Para bangsawan, yang sebelumnya terdisilusi dengan kontrol oleh Gereja dan Paus, membutuhkan sedikit dorongan dan banyak diantara mereka segera bergabung dengan Martin Luther serta mendirikan gereja tersendiri, mereka dikenal sebagai Kristen Protestan (yaitu orang-orang Kristen yang memprotes).



Seiring dengan perjalanan sang waktu, hingga kini ada banyak sekali aliran dalam ajaran Trinitas, terlepas dari semua itu, kontroversi mengenai doktrin Trinitas sendiri sampai sekarang tidak pernah berhenti dan selesai dari dunia Kristen.



Sehubungan dengan doktrin Trinitas sendiri, "The Catholic Encyclopedia" mengomentari: "Dalam naskah alkitab belum terdapat satu istilah pun untuk menyatakan ke-Tiga Pribadi Tuhan tersebut secara bersama. Kata trias [tri'as]yaitu asal kata dari trinitas dalam bahasa Latin mula-mula ditemukan dalam karya Teofilus dari Antiokhia kira-kira tahun 180 M.... Tidak lama kemudian kata itu muncul dalam bentuk Latinnya dalam tulisan Tertullian." (http://www.newadvent.org/cathen/15047a.htm)


***

Dan sebagaimana akhir dari tulisan Bab sebelumnya, maka pada akhir dari Bab inipun akan diberikan pengantar pemikiran kritis bagi orang-orang yang meyakini ide Trinitas.



Pertama, orang-orang penganut paham ketuhanan ini berkata: "Tritunggal adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan doktrin utama agama Kristen..." tetapi sayangnya kitab Perjanjian Lama serta kitab Perjanjian Baru sendiri sebagai kitab sucinya justru sama sekali tidak pernah menyinggung ide ketuhanan Trinitas ini, kemunculannya hanyalah disebabkan penafsiran orang atas kata Bapa, Anak, Roh Kudus serta penafsiran atas beberapa kisah yang pernah terjadi pada masa kehidupan Jesus.



Bersikukuh bahwa Tritunggal adalah misteri yang begitu membingungkan karena berasal dari wahyu Tuhan hanyalah menciptakan problem besar. Sebab dalam kitab Bible yang disebut sebagai wahyu Tuhan itu sendiri tidak ada pandangan demikian mengenai Tuhan: 



"Allah adalah Allah yang suka akan ketertiban; Ia bukan Allah yang suka pada kekacauan. Seperti yang berlaku di dalam semua jemaat Allah." (1 Korintus 14:33 Bahasa Indonesia sehari-hari)



Berangkat dari pernyataan itu, mungkinkah Allah akan mencetuskan doktrin mengenai diri-Nya sendiri yang begitu membingungkan sehingga bahkan para cendikiawan dan Teolog dari Ibrani, Yunani, dan Latin serta Barat yang sarat dengan pemikiran dan ilmu pengetahuannya tidak dapat menjelaskannya?

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar