Kontroversi Seputar Trinitas -Christianity- (Bagian 3)

Diposting oleh BreakEver on Sabtu, 09 Januari 2016

Kenapa banyak pendeta & pastur serta ilmuwan kristen di negara maju yang memilih atheis?

Di Amerika dan Inggris, dalam sebuah riset terbaru menunjukkan, prosentase orang yang tidak percaya Tuhan meningkat.

Di saat jumlah penganut Ateis meningkat, jumlah penganut Kristen di wilayah England dan Wales menurun 13 persen dalam waktu 10 tahun terakhir. Ditemukan bahwa 25,1 persen orang mengidentifikasi diri mereka sebagai Ateis (non believers) naik dari 14,8 persen satu dekade sebelumnya. Jumlah kaum Ateis meningkat di seluruh Eropa dan Amerika Serikat.

Sebuah survei tahun 2005 yang diterbitkan dalam Encyclopedia Britannica menempatkan Ateis pada sekitar 11,9 persen dari populasi dunia. Sebuah survei Uni Eropa resmi baru-baru ini mengatakan bahwa 18 persen dari penduduk Uni Eropa tidak percaya pada Tuhan.

The Washington Post melaporkan pada bulan September 2012, Ateis adalah gerakan yang tumbuh di seluruh Eropa, mempengaruhi politik dan media massa.

Sensus baru ini juga menemukan bahwa jumlah orang Kristen mengalami penurunan di Inggris. Andrew Copson, Chief Executive dari British Humanist Association, mengatakan  bahwa penurunan jumlah orang Kristen adalah 'benar-benar signifikan'.

Ada lebih dari 47.000 gereja di Inggris, dan 42 juta warga Inggris pemeluk Kristen. Lebih dari 70 persen dari populasi, menganggap diri mereka Kristen. Dalam sebuah studi yang dirilis pada tahun 2005, Christian Research yang berbasis di Inggris, menemukan bahwa  jumlah orang Kristen yang menghadiri ibadah Minggu turun dua pertiga selama tiga dekade berikutnya.

Penelitian dari The Future of The Church, memperkirakan dari total jumlah orang Kristen 9,4 persen akan turun menjadi 5 persen pada tahun 2040. Penelitian ini juga memperkirakan karena kehadiran jemaat ke gereja yang terus menurun, akan memaksa sekitar 18.000 gereja untuk ditutup.

Mengapa banyak orang Barat menjadi ateis? Penyebab utamanya adalah kebingungan soal konsep Trinitas (tritunggal) dalam Kristen. Yaitu keimanan bahwa Tuhan itu tiga dalam satu. Hal ini banyak diakui sendiri oleh para ilmuwan dan cendikiawan di Barat. Ilmuwan terkemuka, Sir Isaac Newton (abad ke-17 M), mempunyai minat pada agama dan teologi. Pada awal th 1690-an, ia mengirimkan kepada sahabatnya, John Locke, satu kopi tulisannya yang mencoba membuktikan bahwa ayat-ayat yang menyiratkan Trinitas di dalam Perjanjian Baru adalah tambahan belakangan yang disisipkan oleh kubu Athanasius. Ketika John Locke berniat menerbitkan karya itu, Newton segera menariknya kembali, karena takut pandangannya yang anti-Trinitas diketahui umum.

Karen Amstrong dalam The Story of God mengatakan Tuhan adalah abstrak dan penjelasan-penjelasan yang ada membosankan. “Semua perbincangan tentang Tuhan adalah perbincangan yang sulit,” kesimpulan Amstrong.

Tuhan Yesus pun diragukan eksistensinya. Doktrin Trinitas yang sulit dipecahkan membuat ilmuan Barat bertambah confuse. Bahkan pada titik ekstrim, mereka putus asa mendiskusikan tentang Tuhan dengan mempertanyakan keberadaan Yesus. Groenen dalam Sejarah Dogma Kristologi:Perkembangan Pemikiran tentang Yesus Kristus pada Umat Kristen menyimpulkan, kemisteriusan Yesus tidak dapat dijangkau akal. Bahkan ia mempertanyakan apakah Yesus itu ada atau tidak.

Seorang teolog Kristen, Schleiermacher, secara kritis menyatakan bahwa doktrin Kristen tentang ketuhanan membuat keimanan menjadi rentan terhadap skeptisisme. Ia menggugat adanya tuhan tiga. Menurutnya konsep ini adalah dogma yang tidak masuk akal. Bahkan karena begitu putus asa, Nietzsche mengatakan bahwa Tuhan telah mati.

Menurut Nietzche, kematian Tuhan akan mendatangkan fase sejarah manusia yang lebih baru dan lebih tinggi. Ia menganjurkan agar manusia membebaskan dirinya dari bayang-bayang Tuhan. Manusia, menurut  Nietzche, harus menjadi Tuhan agar ia bisa menentukan nasibnya sendiri. 

The Encyclopedia Americana mengatakan bahwa Trinitas dianggap “di luar jangkauan akal manusia.” Banyak orang yang menerima Trinitas menganggapnya demikian. Monsignor Eugene Clark berkata: “Allah itu satu, dan Allah itu tiga. Karena tidak ada ciptaan yang seperti ini, kita tidak dapat mengertinya, tetapi menerimanya saja.”

Kardinal John O’Connor berkata: Kami tahu ini suatu misteri yang sangat dalam, yang sama sekali tidak kita mengerti.” Dan Paus Yohanes Paulus II berkata mengenai “misteri yang tidak dapat dimengerti tentang Allah Trinitas.” Jadi,A Dictionary of Religious Knowledgeberkata: “Tepatnya apa doktrin itu, atau bagaimana hal itu harus dijelaskan, para penganut Tritunggal pun tidak mencapai kata sepakat di antara mereka sendiri.”

Maka, kita dapat mengerti mengapa New Catholic Encyclopedia berkata: “Hanya sedikit diantara guru-guru teologi Tritunggal di seminari-seminari Katolik Roma yang pada suatu waktu tidak dipojokkan oleh pertanyaan, ‘Tetapi bagaimana kita akan berkhotbah tentang Tritunggal?’ Dan jika pertanyaan itu merupakan gejala kebingungan di pihak para siswa, kemungkinan hal itu juga merupakan gejala kebingungan yang serupa di pihak guru-guru mereka.”

Kebenaran dari pernyataan di atas dapat dibuktikan dengan mengunjungi suatu perpustakaan dan memeriksa buku-buku yang mendukung Trinitas. Tak terhitung banyaknya halaman yang ditulis dalam upaya untuk menjelaskannya. Namun, setelah bersusah payah memeriksa istilah-istilah teologi yang membingungkan dan penjelasannya, para peneliti masih tetap tidak puas.

Mengenai ini, imam Yesuit Joseph Bracken mengatakan dalam bukunya What Are They Saying About the Trinity?: “Para imam yang dengan cukup banyak upaya telah mempelajari... Tritunggal selama tahun-tahun mereka di seminari tentu saja ragu-ragu untuk menyampaikannya kepada jemaah mereka dari mimbar, bahkan pada hari Minggu. Tritunggal... Untuk apa seseorang akan membuat umatnya bosan dengan sesuatu yang pada akhirnya pun tidak akan mereka mengerti dengan benar?”

Ia juga berkata: “Tritunggal adalah soal kepercayaan formal, namun hal itu hanya sedikit atau tidak [berpengaruh] dalam kehidupan dan ibadat Kristen sehari-hari.” Meskipun demikian, ini adalah “doktrin utama” dari gereja-gereja!

Teolog Katolik Hans Kung menyatakan dalam bukunya Christianity and the World Religionsbahwa Trinitas merupakan satu alasan mengapa gereja-gereja tidak berhasil membuat kemajuan yang berarti di kalangan orang bukan Kristen. Ia berkata: “Bahkan orang Muslim yang terpelajar, sama sekali tidak dapat mengerti, sebagaimana juga orang-orang Yahudi sebegitu jauh tidak dapat memahami, gagasan mengenai Trinitas... Perbedaan yang dibuat oleh doktrin Tritunggal antara satu Allah dan tiga hypostase [zat] tidak memuaskan orang Muslim, yang bukannya merasa mendapat penjelasan, tetapi justru merasa bingung, oleh istilah-istilah teologi yang berasal dari bahasa Syria, Yunani, dan Latin.

Orang-orang Muslim menganggap ini semua permainan kata... Mengapa seseorang ingin menambahkan sesuatu kepada gagasan mengenai keesaan dan keunikan Allah yang hanya dapat mengencerkan atau meniadakan keesaan dan keunikan itu?”

Ajaran trinitas telah membuat bingung banyak orang, apalagi mereka yang berilmu. Sedangkan ajaran Tauhid dalam Islam begitu sangat sederhana dan mudah dipahami baik oleh orang awam maupun kalangan intelektual. Masalahnya banyak orang Barat belum mengenal Islam atau sudah alergi terlebih dahulu karena memiliki anggapan semua agama itu sama saja. Sehingga pada akhirnya mereka memilih menjadi ateis. 

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar