Di Eropa, Banyak Gereja Tutup Karena Ditinggal Imam & Jemaatnya

Diposting oleh BreakEver on Rabu, 13 Januari 2016


KRISIS keyakinan terhadap agama Kristen semakin meningkat di dunia Barat namun di sisi lain meski ancaman Islamofobia juga meningkat, fakta menunjukkan bahwa Islam sebagai agama semakin meningkat pemeluknya dan semakin berkembang di negara yang dahulunya menjadi basis agama Kristen. Tidak sedikit rumah-rumah ibadah Kristen akhirnya dijual kepada komunitas Muslim dan kemudian dijadikan Islamic Center ataupun masjid.
Seperti dilansir oleh situs Israelnationalnews.comdalam sebuah artikelnya beberapa hari yang lalu, sebuah gereja Katolik di Inggris telah dijual kepada komunitas Muslim. Dan gereja Katolik St Petrus di Cobridge akan menjadi Masjid Madina.
Penjualan rumah ibadah Kristen tersebut menyusul semakin terjadinya penurunan dramatis jumlah jamaah yang menghadiri gereja. Seorang juru bicara keuskupan agung menyatakan bahwa “paroki Cobridge memiliki sejarah panjang, tetapi dalam waktu belakangan ini, jumlah umat Katolik di daerah ini semakin menyusut hingga pada taraf tertentu mereka yang menghadiri Misa di Basilika Santo Petrus tidak lagi mampu mempertahankan Imam dan bangunan gereja.”
Dan fenomena ini menunjukkan bahwa Islam bisa menggantikan agama Kristen sebagai agama pertama di Eropa.
Di Prancis, negara intelektual Katolik terkenal seperti Emmanuel Mounier, Georges Bernanos, Francois Mauriac, Jacques Maritain dan Teilhard de Chardin, puluhan gereja telah diratakan untuk dibangun masjid, ruang pamer dan mall.
Menurut Senat Prancis, sebanyak 2.800 bangunan keagamaan Kristen sekarang beresiko untuk dibongkar.
Prancis sekarang hanya memiliki 9.000 imam jika dibandingkan dengan 40.000 imam selama perang terakhir negara itu. Dan banyak gereja-gereja berubah alih dengan masjid.
Juni lalu, Gereja Saint-Eloi di Vierzon menghentikan aktivitas ibadah Kristennya dan menjadi tempat ibadah umat Muslim.
Bahkan Federasi Nasional Masjid Agung Paris, Dewan Muslim Demokratik Prancis dan banlieue Collectif meminta Gereja Katolik, dalam semangat “solidaritas antar-agama”, untuk menyewakan gereja-gereja kosong mereka kepada umat Islam untuk dipakai shalat Jumat.
Menurut sebuah laporan di majalah mingguan Spirit, dalam dua tahun ke depan 15.000 dari 45.000 gereja yang ada di Jerman, sepertiga dari total semuanya, akan dibongkar atau dijual.
Tapi penjualan gereja ini bukan masalah ekonomi. Gereja-gereja ditutup karena kosong dari jamaah. Ini adalah fenomena “Konfessionslos”, yaitu Jerman tanpa agama. Bahkan diperkirakan bahwa setiap 75 detik seorang warga Jerman meninggalkan gereja.
Gereja Keluarga Kudus di Barmstedt telah dibongkar. Antara tahun 1990 hingga 2010, Gereja Injili Jerman menutup 340 gereja. Baru-baru ini di Hamburg, sebuah gereja Lutheran dibeli oleh komunitas Muslim.
Di Spandau, gereja St Raphael sekarang menjadi toko kelontong, sementara di kota kelahiran Karl Marx gereja diubah menjadi gym. Di Cologne, gereja telah berubah menjadi tempat tinggal mewah dengan kolam renang pribadi.
Pada era tahun 50-an, ketika Konrad Adenauer menjadi kanselir, 430.000 warga Protestan tinggal di kota. Saat ini hanya ada 110.000ora ng. Dan seperempat dari gereja-gereja di kota Jerman telah ditutup.
Di Belanda, dua bangunan Kristen ditutup setiap minggunya. Tidak jarang kita bisa menemukan benda ritual yang pernah digunakan di gereja-gereja Belanda di Indonesia, Kongo, Filipina tetapi juga di negara-negara bekas komunis, seperti Ukraina jadi barang dagangan. Belanda pada kenyataannya sekarang menjadi eksportir dunia yang paling penting dari benda-benda keagamaan. Di sini untuk pertama kalinya sekularisasi telah menjadi lahan bisnis.
“Di Belanda, kehadiran umat Katolik pada hari Minggu adalah yang tertinggi di Eropa, hingga sembilan puluh persen”, kata Pdt Jan Stuyt dari Nijmegen. “Namun sekarang hanya sepuluh persen”. Setiap tahun enam puluh tempat ibadah ditutup, dijual atau dihancurkan. Antara 1970 hingga 2008, 205 gereja Katolik dihancurkan di Belanda dan 148 dikonversi menjadi perpustakaan, restoran, pusat kebugaran, apartemen dan masjid.
Kementerian Kebudayaan Belanda bahkan telah menyusun pedoman untuk berurusan dengan konversi gereja bekas atau ditinggalkan.
Masjid Fitih Camii di Amsterdam dulunya juga adalah sebuah gereja Katolik.
Gereja St Jacobus, salah satu yang tertua dari kota Utrecht, baru saja berubah menjadi tempat tinggal mewah oleh kelompok yang mengkhususkan diri dalam konversi gereja.
Gereja Protestan Belanda kehilangan 60.000 jamaahnya setiap tahun. Pada tingkat ini, jamaah gereja akan lenyap pada tahun 2050, menurut pejabat gereja.
Di Helmond, sebuah kota selatan dari Bilthoven, supermarket berdiri di bekas gereja. Sebuah perpustakaan dibuka di gereja Dominika di Maastricht, sementara dua gereja di Utrecht dan Amsterdam baru-baru ini telah diubah menjadi masjid. Dan inilah fakta semuanya.[fq/islampos/Israelnationalnews]

{ 1 komentar... read them below or add one }

Anonim mengatakan...

Pindah keyakinan secara alamiah itu lebih esensial, dibandingkan dgn bujukan.

Posting Komentar