TAMBAL SULAM TAUROT (Bagian 3)

Diposting oleh BreakEver on Sabtu, 27 Februari 2016

TAMBAL SULAM TAURAT 3:
Perampasan Sara dari Tangan Abraham. 

Berikut ini kami sampaikan
3 buah kisah yang benar2 sejenis namun melibatkan tokoh2 yang agak berbeda. Kisah2 di bawah ini merupakan kreasi tambal-sulam dari 2 kisah yang berasal dari sumber J (cetak biru) dan satu kisah dari sumber E (cetak merah) dalam Kitab Kejadian:

12:9 Sesudah itu Abram berangkat dan makin jauh ia berjalan ke Tanah Negeb. 
12:10. Ketika kelaparan timbul di negeri itu, pergilah Abram ke Mesir untuk tinggal di situ sebagai orang asing, sebab hebat kelaparan di negeri itu. 
12:11 Pada waktu ia akan masuk ke Mesir, berkatalah ia kepada
Sarai, isterinya: "Memang aku tahu, bahwa engkau adalah seorang perempuan yang cantik parasnya.
12:12 Apabila orang Mesir melihat engkau, mereka akan berkata: Itu isterinya. Jadi mereka akan membunuh aku dan membiarkan engkau hidup. 
12:13
Katakanlah, bahwa engkau adikku, supaya aku diperlakukan mereka dengan baik karena engkau, dan aku dibiarkan hidup oleh sebab engkau." 
12:14. Sesudah Abram masuk ke Mesir, orang Mesir itu melihat, bahwa perempuan itu sangat cantik, 
12:15 dan ketika punggawa-punggawa
Firaun melihat Sarai, mereka memuji-mujinya di hadapan Firaun, sehingga perempuan itu dibawa ke istananya. 
12:16 Firaun menyambut Abram dengan baik-baik, karena ia mengingini perempuan itu, dan Abram mendapat kambing domba, lembu sapi, keledai jantan, budak laki-laki dan perempuan, keledai betina dan unta. 
12:17 Tetapi TUHAN menimpakan tulah yang hebat kepada Firaun, demikian juga kepada seisi istananya, karena Sarai, isteri Abram itu. 
12:18 Lalu Firaun memanggil Abram serta berkata: "Apakah yang kauperbuat ini terhadap aku? Mengapa tidak kauberitahukan, bahwa ia isterimu? 
12:19 Mengapa engkau katakan: dia adikku, sehingga aku mengambilnya menjadi isteriku? Sekarang, inilah isterimu, ambillah dan pergilah!" 
12:20 Lalu Firaun memerintahkan beberapa orang untuk mengantarkan Abram pergi, bersama-sama dengan isterinya dan segala kepunyaannya.  
20:1. Lalu Abraham berangkat dari situ ke Tanah Negeb dan ia menetap antara Kadesh dan Syur. Ia tinggal di Gerar sebagai orang asing. 
20:2 Oleh karena Abraham telah mengatakan tentang
Sara, isterinya: "Dia saudaraku," maka Abimelekh, raja Gerar, menyuruh mengambil Sara. 
20:3. Tetapi pada waktu malam Allah datang kepada Abimelekh dalam suatu mimpi serta berfirman kepadanya: "Engkau harus mati oleh karena perempuan yang telah kauambil itu; sebab ia sudah bersuami." 
20:4 Adapun Abimelekh belum menghampiri Sara. Berkatalah ia: "Tuhan! Apakah Engkau membunuh bangsa yang tak bersalah? 
20:5 Bukankah orang itu sendiri mengatakan kepadaku: Dia saudaraku? Dan perempuan itu sendiri telah mengatakan: Ia saudaraku. Jadi hal ini kulakukan dengan hati yang tulus dan dengan tangan yang suci." 
20:6 Lalu berfirmanlah Allah kepadanya dalam mimpi: "Aku tahu juga, bahwa engkau telah melakukan hal itu dengan hati yang tulus, maka Akupun telah mencegah engkau untuk berbuat dosa terhadap Aku; sebab itu Aku tidak membiarkan engkau menjamah dia. 
20:7 Jadi sekarang, kembalikanlah isteri orang itu, sebab dia seorang nabi; ia akan berdoa untuk engkau, maka engkau tetap hidup; tetapi jika engkau tidak mengembalikan dia, ketahuilah, engkau pasti mati, engkau dan semua orang yang bersama-sama dengan engkau." 
20:8. Keesokan harinya pagi-pagi Abimelekh memanggil semua hambanya dan memberitahukan seluruh peristiwa itu kepada mereka, lalu sangat takutlah orang-orang itu. 
20:9 Kemudian Abimelekh memanggil Abraham dan berkata kepadanya: "Perbuatan apakah yang kaulakukan ini terhadap kami, dan kesalahan apakah yang kulakukan terhadap engkau, sehingga engkau mendatangkan dosa besar atas diriku dan kerajaanku? Engkau telah berbuat hal-hal yang tidak patut kepadaku." 
20:10 Lagi kata Abimelekh kepada Abraham: "Apakah maksudmu, maka engkau melakukan hal ini?" 
20:11 Lalu Abraham berkata: "Aku berpikir: Takut akan Allah tidak ada di tempat ini; tentulah
aku akan dibunuh karena isteriku.
20:12 Lagipula ia benar-benar saudaraku, anak ayahku, hanya bukan anak ibuku, tetapi kemudian ia menjadi isteriku. 
20:13 Ketika Allah menyuruh aku mengembara keluar dari rumah ayahku, berkatalah aku kepada isteriku: Tunjukkanlah kasihmu kepadaku, yakni: katakanlah tentang aku di tiap-tiap tempat di mana kita tiba: Ia saudaraku." 
20:14. Kemudian Abimelekh mengambil kambing domba dan lembu sapi, hamba laki-laki dan perempuan, lalu memberikan semuanya itu kepada Abraham; Sara, isteri Abraham, juga dikembalikannya kepadanya. 
20:15 Dan Abimelekh berkata: "Negeriku ini terbuka untuk engkau; menetaplah, di mana engkau suka." 
20:16 Lalu katanya kepada Sara: "Telah kuberikan kepada saudaramu seribu syikal perak, itulah bukti kesucianmu bagi semua orang yang bersama-sama dengan engkau. Maka dalam segala hal engkau dibenarkan." 
20:17 Lalu Abraham berdoa kepada Allah, dan Allah menyembuhkan Abimelekh dan isterinya dan budak-budaknya perempuan, sehingga mereka melahirkan anak. 
20:18 Sebab tadinya TUHAN telah menutup kandungan setiap perempuan di istana Abimelekh karena Sara, isteri Abraham itu.  

26:1. Maka timbullah kelaparan di negeri itu. --Ini bukan kelaparan yang pertama, yang telah terjadi dalam zaman Abraham. Sebab itu Ishak pergi ke Gerar, kepada Abimelekh, raja orang Filistin. 
26:2 Lalu TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman: "Janganlah pergi ke Mesir, diamlah di negeri yang akan Kukatakan kepadamu. 
26:3 Tinggallah di negeri ini sebagai orang asing, maka Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau, sebab kepadamulah dan kepada keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri ini, dan Aku akan menepati sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu. 
26:4 Aku akan membuat banyak keturunanmu seperti bintang di langit; Aku akan memberikan kepada keturunanmu seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, 
26:5 karena Abraham telah mendengarkan firman-Ku dan memelihara kewajibannya kepada-Ku, yaitu segala perintah, ketetapan dan hukum-Ku." 
26:6. Jadi tinggallah Ishak di Gerar. 
26:7 Ketika orang-orang di tempat itu bertanya tentang isterinya, berkatalah ia: "
Dia saudaraku," sebab ia takut mengatakan: "Ia isteriku," karena pikirnya: "Jangan-jangan aku dibunuh oleh penduduk tempat ini karena Ribka, sebab elok parasnya." 
26:8 Setelah beberapa lama ia ada di sana, pada suatu kali menjenguklah Abimelekh, raja orang Filistin itu dari jendela, maka dilihatnya Ishak sedang bercumbu-cumbuan dengan
Ribka
, isterinya. 
26:9 Lalu Abimelekh memanggil Ishak dan berkata: "Sesungguhnya dia isterimu, masakan engkau berkata: Dia saudaraku?" Jawab Ishak kepadanya: "Karena pikirku: Jangan-jangan aku mati karena dia." 
26:10 Tetapi Abimelekh berkata: "Apakah juga yang telah kauperbuat ini terhadap kami? Mudah sekali terjadi, salah seorang dari bangsa ini tidur dengan isterimu, sehingga dengan demikian engkau mendatangkan kesalahan atas kami." 
26:11 Lalu Abimelekh memberi perintah kepada seluruh bangsa itu: "Siapa yang mengganggu orang ini atau isterinya, pastilah ia akan dihukum mati." 
 
Dalam kedua kisah yang pertama (Kejadian 12:9-20 dan Kejadian 20:1-18), Abraham digambarkan sebagai orang yang berpura2 mengakui Sara sebagai adiknya, alih-alih istrinya. Sementara penggabung Taurat berusaha untuk menyelesaikan ketidakcocokan-ketidakcocokan tersebut dengan menempatkan kedua catatan tersebut sedemikian rupa sehingga seolah2 merupakan dua kisah/peristiwa yang terpisah. Ini hanyalah dua catatan yang berbeda dan tidak konsisten mengenai kisah yang sama. 

Catatan
untaian J (sumber J) menyatakan Firaun dari Mesirlah yang menculik Sara, sementara catatan untaian E (sumber E) menyatakan bahwa Raja Abimelekhlah yang menculik Sara. Persoalan2 tersebut menjadi semakin sulit karena kisah untaian J (sumber J) dalam Kejadian 26:1-11 menunjukkan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada Ishak dan istrinya, Ribka, yang melibatkan Raja Abimelekh, dan Ishak konon berpura2 mengakui Ribka sebagai adiknya. Oleh karenanya bisa dipahami bahwa kisah untaian E merupakan penggabungan dari dua kisah yang berbeda dari sumber J, yang satu melibatkan Ibrahim, Sara, dan Firaun, sementara yang lain melibatkan Ishak, Ribka, dan Raja Abimelekh. Secara tak masuk akal, penyusun kreasi tambal-sulam Kitab Kejadian mempertahankan ketiga kisah ini seolah2 ketiganya merupakan tiga peristiwa yang terpisah.

Perhatikan
Kejadian 20:1 (sumber E), dimana terdapat frasa "Lalu Abraham berangkat dari situ...". Perhatikan dua kata terakhir dari frasa tersebut yang menunjukkan kejanggalan besar yaitu "dari situ". "Dari situ" itu dari mana? Padahal ayat2 sebelumnya mengisahkan perzinahan Nabi Luth AS dengan kedua putrinya yang masing2 melahirkan anak bagi mereka (Masya Allah!). Kejanggalan tersebut tidak lain diakibatkan oleh upaya kreasi tambal-sulam yang dipaksakan oleh penggabung Taurat untuk memasukkan catatan kisah dari sumber E, yang dimaksudkan untuk memberi warna yang berbeda agar ketiga kisah yang benar2 sejenis itu seolah2 merupakan kisah2 yang berdiri sendiri, terpisah satu dengan yang lainnya. 


Wassalaam.

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar