DISTORSI MATIUS 19: TANAH KUBURAN ORANG-ORANG
MISKIN
|
Matius melaporkan bahwa Yudas Iskariot, salah seorang dari 12 murid, menghianati Yesus untuk para penguasa Yahudi demi 30 keping perak. Kemudian, Yudas konon bertobat, kembali pada para pengausa Yahudi, menyerahkan 30 keping perak itu di Kuil, kemudian pergi dan menggantungkan dirinya. Karena 30 keping perak adalah "uang darah [baca uang haram]", maka uang tersebut tidak bisa disimpan dalam pebendaharaan umum milik Kuil.1
Kutipan dari Matius berikut mengisahkan perosalan ini, dan memasukkan contoh lain mengenai dugaan pemenuhan nubuat.
Setelah diberikan semuanya, mereka mengunakan
kepingan-kepingan perak untuk membeli tanah kuburan orang-orang miskin untuk
mengubur orang-orang asing. Karena alasan inilah maka tempat itu disebut Ladang
Darah (Field of Blood) hingga hari ini. Kemudian terpenuhilah apa yang telah disabdakan melalu nabi
Yeremia:
"dan mereka mengambil tiga puluh keping perak, kepingan dari seorang yang
harganya telah ditentukan oleh bangsa Israel, dan mereka memberikan
kepingan-kepingan itu untuk membeli tanah kuburan orang-orang miskin,
sebagaimana diperintahkan Tuhan kepadaku."2
Sejauh ini ayat di atas merupakan nubuat paling rinci
dan spesifik yang digunakan oleh Matius. Yang termasuk dalam hal-hal spesifik
adalah: tiga puluh keping perak yang menjadi uang darah atau harga hadiah, yaitu
"harga dari seseorang yang harganya telah ditentukan"; pembelian tanah; dan nama
tanah itu. Rincian apa lagi yang mungkin kita inginkan? Bagaimanakah rincian
yang kita inginkan agar bisa cocok dengan peristiwa-peristiwa yang digambarkan
di atas? Akan tetapi, yang mengejutkan, seaneh kedengarannya, nubuat tersebut
tidak ada sama sekali di seluruh
Perjanjian Lama!3
Bahkan mustahil untuk memikirkan apa yang dicapai Matius dalam Perjanjian Lama. Teks-teks Matius yang paling umum secara khusus menisbahkan dugaan nubuat kepada Yeremia. Namun, teks yang terdekat dengan teks Yeremia ini harus dikumpulkan bersama ayat-ayat berikut yang sangat terpisah.
Bahkan mustahil untuk memikirkan apa yang dicapai Matius dalam Perjanjian Lama. Teks-teks Matius yang paling umum secara khusus menisbahkan dugaan nubuat kepada Yeremia. Namun, teks yang terdekat dengan teks Yeremia ini harus dikumpulkan bersama ayat-ayat berikut yang sangat terpisah.
"Datanglah, turunlah ke rumah
pembuat barang-barang tembikar itu, dan di sana aku akan mengizinkanmu
mendengarkan sabda-sabdaku". Demikianlah aku pergi ke rumah pembuat
barang-barang tembikar, dan di sana ia tengah bekerja dengan jenteranya ... Maka
bersabdalah Tuhan: Pergi dan belilah kendi tembikar dari seorang pembuat
tembikar ... Yeremia berkata, Sabda Tuhan itu datang kepdaku: Hanamel putra
pamanmu Shallun akan menemuimu dan mengatakan, "Belilah tanahku yang ada di
Anathoh, karena hak penebusan dengan pembelian adalah
milikmu".4
Sebagaimana bisa kita lihat, bahkan dengan pekerjaan
masif yang tambal-sulam, kita tidak bisa mendekati perkiraan dugaan keterangan
Perjanjian Lama yang dirujuk oleh Matius. Namun, dengan sejujurnya harus diingat
bahwa sebagian versi Matius menisbahkan keterangan Perjanjian Lama pada Yesaya,
dan sebagian pada Zakaria. Tidak ada keterangan dalam Yesaya yang bisa
dinisbahkan pada rujukan Matius,5 dan satu-satunya keterangan terdekat
yang bisa ditemukan dalam Zakaria untuk kutipan Matius adalah
ayat berikut.
Kemudian aku berkata kepada mereka,
"Jika memang kalian berhak, berikanlah upahku; tetapi jika tidak, simpanlah".
Demikianlah mereka memberikan upahku sebanyak tiga puluh keping perak. Kemudian
Tuhan bersabda kepadaku, "Berikanlah ia sebagai perbendaharaan", harga ini
merupakan harga yang diberikan mereka kepadaku. Maka aku mengambil tiga puluh
keping perak itu kemudian memasukkan sebagai perbendaharaan dalam rumah Tuhan.
Kemudian aku menghancurkan kesatuan pengikutku, dengan menghapuskan ikatan
keluarga antara Yehuda dan Israel.6
Di sini, kita menemukan penyebutan tiga puluh keping
perak dan menyerahkan perak tersebut kemudian. Lebih jauh, frasa bahasa Ibrani
yang diterjemahkan sebagai "perbendaharaan" sangat mirip dengan frasa bahasa
Ibrani yang diterjemahkan sebagai "kepada pembuat barang tembikar".7 Akan tetapi, dalam keterangan ini tidak ada penyebutan
tiga puluh keping perak yang menjadi uang darah, alih-alih uang itu hanya
merupakan upah pekerja untuk merawat sekawanan domba.8 Sama halnya, tidak ada
penyebutkan tentang pembelian tanah. Singkatnya, betapa pun kerasnya kita
berusaha menemukan keterangan Perjanjian Lama dalam Matius, tetapi kesimpulan
yang tak-terhindarkan adalah bahwa ia memang sama sakali tidak
ada!
Matius telah mengarang satu nubuat Perjanjian Lama untuk menjelaskan
presentasinya mengenai pelbagai peristiwa dalam kehidupan Yesus.
IKHTISAR DAN SIMPULAN
Dalam pembahasan sebelumnya, dua puluh contoh berbeda dari apa yang disebut pemenuhan nubuat telah dianalisis dari Kitab Matius. Analisis tersebut sederhana dan jujur, yang secara khas hanya terdiri atas pemikiran sekilas untuk melihat keterangan Perjanjian Lama yang konon di dalamnya Matius menemukan pemenuhan nubuat dalam kehiduapan dan kerasulan Yesus. Hasil analisis itu sama sekali tidak sesuai! Kita menemukan bahwa Matius secara sistematis bersandar pada ayat-ayat yang demikian umum sehingga ayat-ayat itu bisa dilihat sebagai contoh-contoh utama dari Barnum Effect; sering salah-kutip ayat-ayat lain; mengeluarkan ayat-ayat itu dari konteksnya yang jelas-jelas merujuk pada hal lain, pada peristiwa yang telah terjadi; dan mengadakan banyak keterangan Perjanjian Lama yang telah usang; bahkan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Yesus itu dipilih dan dipresentasikan secara tidak-akurat, dengan tujuan tunggal: menciptakan apa yang disebut pemenuhan nubuat.
Analisis mengenai dugaan pemenuhan nubuat dalam Kitab Matius ini memberikan contoh spesifik mengenai keakuratan pandangan Islam, yang menyatakan bahwa Injil Yesus yang orisinal telah dibuat dan didistorsi oleh sebagian umat Kristen awal.
IKHTISAR DAN SIMPULAN
Dalam pembahasan sebelumnya, dua puluh contoh berbeda dari apa yang disebut pemenuhan nubuat telah dianalisis dari Kitab Matius. Analisis tersebut sederhana dan jujur, yang secara khas hanya terdiri atas pemikiran sekilas untuk melihat keterangan Perjanjian Lama yang konon di dalamnya Matius menemukan pemenuhan nubuat dalam kehiduapan dan kerasulan Yesus. Hasil analisis itu sama sekali tidak sesuai! Kita menemukan bahwa Matius secara sistematis bersandar pada ayat-ayat yang demikian umum sehingga ayat-ayat itu bisa dilihat sebagai contoh-contoh utama dari Barnum Effect; sering salah-kutip ayat-ayat lain; mengeluarkan ayat-ayat itu dari konteksnya yang jelas-jelas merujuk pada hal lain, pada peristiwa yang telah terjadi; dan mengadakan banyak keterangan Perjanjian Lama yang telah usang; bahkan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Yesus itu dipilih dan dipresentasikan secara tidak-akurat, dengan tujuan tunggal: menciptakan apa yang disebut pemenuhan nubuat.
Analisis mengenai dugaan pemenuhan nubuat dalam Kitab Matius ini memberikan contoh spesifik mengenai keakuratan pandangan Islam, yang menyatakan bahwa Injil Yesus yang orisinal telah dibuat dan didistorsi oleh sebagian umat Kristen awal.
Dari mereka, juga, yang menyebut
dirinya orang-orang Kristen, Kami mengadakan satu perjanjian, tetapi mereka
melupakan bagian yang terpenting dari pesan yang telah dikirimkan kepada mereka:
demikianlah Kami mengasingkan mereka, dengan permusuhan dan kebencian antara
satu dengan yang lain, hingga hari pengadilan. Dan Allah akan segera memberi
balasan kepada mereka atas apa yang telah mereka
perbuat.9
Keterangan:
1. Matius 26:14-16; 27:3-6.
2. Matius 27:7-10.
3. Kohlenberger III JR (1991).
4. Yeremia 18:2-3; 19:1; 32:6-7.
5. Kohlenberger III JR (1991).
6. Zakaria 11:12-14.
7. Carstensen RN (1971).
8. Zakaria 11:7-14.
9. QS. 5:14.
2. Matius 27:7-10.
3. Kohlenberger III JR (1991).
4. Yeremia 18:2-3; 19:1; 32:6-7.
5. Kohlenberger III JR (1991).
6. Zakaria 11:12-14.
7. Carstensen RN (1971).
8. Zakaria 11:7-14.
9. QS. 5:14.
Dikutip dari buku: "Salib di Bulan Sabit", karya: DR. Jerald F. Dirks, 2003.
Catatan:
Ayat-ayat Bibel yang dipakai merupakan terjemahan dari New Revised Standard Version Bible, karena penulisnya, DR. Jerald F. Dirks, adalah seorang mantan diaken di Gereja Metodis Bersatu, warga negara Amerika Serikat. Mohon maklum.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar