Bukti Paus Tidak Berorientasi ke Tuhan #Valid

Diposting oleh BreakEver on Kamis, 07 Januari 2016

PEMUKA AGAMA KRISTEN TIDAK BERORIENTASI KEPADA TUHAN
( Dari berbagai sumber sejarah Valid, silahkan crosscheck !!! )

Paus Yohanes XII ( 955 M ) :
Lambang kejahatan moral pada zamannya. Menggauli ibunya sendiri layaknya seorang istri, memberikan hadiah dari harta kekayaan gereja. Dia juga melakukan hal sama pada penyanyi wanita & teman wanita lainnya. Memiliki 2000 ekor kuda, diberi makan buah tin dan minum arak. Anehnya, sebagai seorang pemuka agama Kristen, dia sekaligus juga menyembah dewa – dewa Roma.
Di zaman ia memimpin. Terjadi ketakutan luar biasa di kalangan jemaat. Berisiko akan mendapat pelecehan seks darinya.
Akhirnya, pakar kebejatan moral ini mati dibunuh seorang suami yang mendapati istrinya sedang berzinah dengan si Paus.

Yohanes XXII ( 1316 M ) :
Dia mengizinkan para pendeta memelihara teman wanita asal memenuhi syarat, yaitu membayar pajak setoran kepadanya.

Pius VII ( 1566 M ) :
Dia memutuskan mengusir para pelacur dari Roma. Tetapi kebijakan ini ditentang para pendeta. Alasan, para wanita tidak akan mau lagi dating ke gereja. Di zaman ini, begitu takutnya wanita denga para pemuka agama, hingga membawa pisau belati setiap akan ke gereja.

Gregory VII ( 1073 M ) :
Memerintahkan para pendeta berpisah dengan keluarga kerabat mereka, jika tidak, memilih tinggalkan jabatan. Karena para pendeta memilih tetap menjabat. Terjadi bunuh diri besar – besaran oleh para wanita yang ditinggalkan. Di zaman ini juga banyak terjadi hubungan – hubungan haram para pendeta dengan wanita.

Urban II ( 1088 M ) :
Menjual para istri pemuka agama sebagai budak. Biara – biara tak ubah rumah pelacuran, biarawati disamakan seperti wanita tuna susila. Misal, uskup Henry dari Belgia, mempunyai 65 orang anak haram, hasil dari hubungan intim dengan para gadis yang datang ke gereja. Walau akhirnya dipecat, akhirnya si uskup mati di tangan seorang prajurit yang mengetahui anak gadisnya digauli oleh sang uskup.

Alexander II ( 1061 M ) :
Ketika mendapat fakta bahwa seorang pendeta berzina dengan istri bapaknya, ia tidak menjatuhkan hukuman sedikitpun. Begitupula pendeta lainnya yang banyak melakukan incest, dengan ibu kandung sendiri. Konsekuensi dari hukum gereja : Pemuka agama yang melakukan pernikahan lebih besar dosanya ketimbang berzina. Tak jarang, Paus ini berargumen menggunakan Talmud yang menyatakan bahwa : Barang siapa yang berzina dengan Ibunya, maka ia akan mendapatkan hikmah, sedangkan siapa yang menggauli saudaranya sendiri, maka ia akan mendapatkan cahaya hati. Paus ini juga sering mengutip ayat – ayat Alkitab, yang banyak memuat sejarah dan kisah perzinahan dan incest. Dengan demikian ia merasa mendapat legitimasi hukum.

Sixtus IV ( 1471 M ) :
Ia punya metode baru dalam mendapatkan harta, yaitu memberikan izin operasi rumah pelacuran dengan membayar pajak tahunan. Dia pula yang pertama kali menjual cek pengampunan dosa, bukan saja untuk manusia yang masih hidup, bahkan untuk orang yang sudah meninggal dunia. Hal ini mendorong banyak orang mendatangi gereja, agar keluarga terkasih mereka yang sudah mati selamat di akhirat.

Yohanes XXIII :
Ia memerintah selama 10 tahun. Melakukan pemerasan, pemalsuan dan kerap memaksa Istri masyarakat yang ia sukai untuk dipaksa melakukan hubungan seks. Anehnya, sebagai pemuka Kristen, dia tidak mempercayai ajaran Isa Almasih ( jesus Kristus ).

Benedictus IX ( 1032 ) :
Berasal dari keluaraga kaya. Maka, Jabatan kepausan ia peroleh dengan cara membeli, saat berusia 11 tahun . Karena masih sangat belia, dia juga suka mengejar wanita. Pendeta Petrus Damyani mengomentari Benedictus IX sebagai berikut : “Orang malang ini, terbenam dalam dosa sejak dia menjabat Paus hingga akhir hayatnya. Sementara beberapa pendeta lain member komentar : “Dia adalah Setan dari Neraka yang berpakaian Pendeta dan duduk di Kursi Petrus”. Jabatan akhirnya ia jual kepada Gregory VI .

Gregory VI ( 1045 M ) :
Dia Paus yang pertama membeli jabatan dari Paus sebelumnya. Dia berdali adalah untuk menyelamatkan Gereja dari kerusakan. Dia wafat dalam keadaan diasingkan.

Boniface VI ( 896 M ) ;
Terkenal sebagai seorang pembunuh dan Penjahat. Terkenal karena sifat pamrihnya. Mengulurkan tangannya meminta imbalan untuk setiap menandatangani dokumen atau surat yang berkaitan dengan hukum.

Alexandre VI ( 1492 M ) :
Membunuh saat berusia 12 tahun. Menggauli anaknya sendiri dan istri orang lain. Sungai Teber adalah pusat pembuangan korban – korban pembunuhan yang ia lakukan, baik karena ia racuni atau ditikam. Jabatan kepausan ia beli dengan harga yang sangat mahal sekali. Hingga diberitakan ia bangkrut pada saat itu. Ia memiliki 10 orang anak hasil perzinahan. Pada saat kekasihnya Fanusa meninggal dunia, ia memerintahkan upacara pemakaman yang megah mewah layaknya pemakaman para cardinal. Untuk kekasihnya yang lain, Julia Farneza, ia memerintahkan untuk membuat lukisan Bunda Maria sesuai dengan wajah dan bentuk tubuh Julia Farneza. Sialnya, ia wafat karena tanpa sengaja meminum arak beracun, yang sebenarnya telah ia persiapkan untuk membunuh musuhnya. Sejarah valid memberitakan bahwa ia mati dalam keadaan mengerikan. Mulut ternganga hingga tidak bias ditutup, lalu jasadnya pecah karena reaksi racun.

Gregory VII ( 1073 M ) :
Ia yang pertama kali membuat tradisi mencium kaki Paus. Mengeluarkan berbagai peraturan, diantaranya : Tidak seorang pun berhak menilai Paus, Gereja Roma tidak akan pernah salah selamanya, Paus punya hak memecat Raja, Kaisar dan pejabat lainnya, para penguasa dan pejabatnya harus mencium kedua kaki Paus. Aturan ini sebelum telah ada, tapi kemudian ia yang membuat menjadi hukum tertulis. Sebagai tambahan, Paus Yulius II, diberitakn tidak mau di cium kakinya, dan diceritkan karena sifatnya yang rendah hait. Padahal sebenarnya, ia mengidap penyakit Gonorhoe yang menular.

Gregory XII ( 1406 M ) :
Terpilih pada usia 90 tahun. Orang berharap ia memimpin dengan baik. Ternyata kebijakan pertamanya adalah menjual mahkota kepausan untuk membayar hutang judi. Ia juga menjual harta kekayaan lainnya. Bahkan ia menjual kota Roma kepada Raja Napoli.

Sixtus V ( 1585 M ) :
Terpilih pada saat usia sangat tua. Para cardinal menebak, jabatannya tidak akan lama ia pegang. Suaranya lirih dan sering terbatuk – batuk. Ernyata para Kardinal meleset. Begitu memegang jabatan ia sering tidak tersadar dengan kondisi fisiknya. Sebelum memulai upacara keagamaan, teriakan terkenalnya adalah : “Saya adalah Kaisar”. Ia juga menobatkan dirinya sebagai Raja dari segala Raja dan Kaisar.

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar