Menjawab Umkris : Bumi Datar?

Diposting oleh BreakEver on Rabu, 20 Januari 2016

Menjawab Tuduhan Umkris Bahwa Allah Menciptakan Bumi Datar : Quran & SAINS

Para kafir harby sering kali menuduh Ayat Alqur’an tidak ilmiah berkaitan dengan anggapan bahwa menurut Alqur’an bumi itu datar. Berikut ini dalil Alqur’an yang biasa mereka pakai:
DALIL PERTAMA:
firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Al-Qur’an surat Al-Hijr: 19, “Dan Kami (Allah) telah menghamparkan bumi….”. Nah lihatlah, kata mereka, bukankah ayat ini dengan gamblang telah menjelaskan bahwa bumi itu terhampar, dan tidak dikatakan bulat…! Kemudian mereka pun dengan enteng mengkafirkan semua orang yang berseberangan faham dengan mereka.
DALIL KEDUA:
adalah firman Allah pada surat Al-Baqarah: 22, “Dialah (Allah) yang telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan (firasy) bagimu.”
DALIL KETIGA:
adalah firman Allah pada surat Qaf:7, “Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata…”
DALIL KEEMPAT:
adalah firman Allah pada surat An-Naba 78: 6-7,  “Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan dan gunung-gunung sebagai pasak?
DALIL KELIMA
adalah firman Allah pada surat Al-Ghasyiyah : 20, “Dan bumi bagaimana dihamparkan ?”
Memang secara tekstual, bunyi ayat-ayat di atas mengatakan bahwa bumi ini terhampar, seumpama firasy, karpet, atau tempat tidur. Namun, apakah sesederhana itu sajakah memahamkan ayat Al-Qur’an….? Apakah memahamkan al-Qur’an yang agung cukup secara tekstual saja, kemudian mengabaikan arti kontekstualnya…? Kalau demikian, yakni Al-Qur’an hanya difahamkan secara tekstual saja, maka pasti akan hilanglah kehebatan dan keagungan Al-Qur’an itu. Padahal ada banyak ayat suci Al-Qur’an dan hadis yang mendudukkan derajat orang-orang berpengetahuan berada beberapa tingkat di atas orang awam. Dalam hal ini, pemahaman kontekstual jelas memerlukan daya nalar yang lebih tinggi dibandingkan sekedar pemahaman tekstual saja. Dengan demikian, pantaslah kiranya jika Allah dalam Al-Qur’an dan Nabi dalam banyak hadis beliau, memuji dan menyatakan bahwa orang yang berilmu pengetahuan, yang memakai akal dan nalar, memiliki derajat yang tinggi jauh berbeda dengan orang awam.
PEMBAHASAN MASALAH
Pada surat Al-Hijr ayat 19 dikatakan bahwa Allah telah menghamparkan bumi. Disitu tidak ada dikatakan bagian yang dihamparkan adalah bagian bumi tertentu, tetapi yang terhampar adalah bumi secara mutlak. Sehingga dengan demikian, jika kita berada di suatu tempat di bagian manapun dari pada bumi itu (selatan, barat, utara, dan timur), maka kita akan melihat bahwa bumi itu datar saja, SEOLAH-OLAH TERHAMPAR di hadapan kita. Kemudian jika kita berjalan dan terus berjalan dengan mengikuti satu arah yang tetap, maka bumi itu akan terus menerus kita dapati terhampar di hadapan kita sampai suatu saat kita kembali ke tempat semula saat awal berjalan. Hal ini telah jelas membuktikan bahwa justru bumi itu bulat adanya. Sebaliknya, jika saja bumi itu berbentuk kubus, misalnya, maka pasti hamparan itu suatu saat akan terpotong, dan kita akan menuruni suatu bagian yang menjurang, menurun, TIDAK LAGI TERHAMPAR…..!
Selanjutnya, jika bumi itu adalah sebuah hamparan seperti karpet atau tikar, maka jika ada orang yang melakukan perjalanan lurus satu arah secara terus menerus, maka orang itu pada akhir perjalanannya akan sampai pada ujung bumi yang terpotong, dan tidak akan pernah kembali ke tempatnya semula, di mana dia memulai perjalanannya yang pertama dulu. Penelitian dan pengalaman manusia telah membuktikan bahwa perjalanan yang dilakukan secara terus menerus ke satu arah tertentu tidak pernah menemukan ujung dunia yang terpotong, melainkan terus menerus yang ditemukan hanyalah hamparan demi hamparan di tanah yang dilalui, untuk kemudian perjalanan itu berakhir pada tempat semula saat perjalanan pertama dimulai. Hal ini tidak mungkin dapat terjadi jika saja bumi itu tidak bulat keberadaannya.
Penjelasan yang lebih gamblang adalah pada surat Al-Baqarah ayat 22: “ Dia (Allah) yang telah menjadikan bumi itu firasy (hamparan, kapet) BAGIMU ……” Perhatikan kata-kata “bagimu”. Al-Qur’an dalam hal ini, tidak sekedar mengatakan bahwa bumi itu hamparan umpama karpet saja, kemudian berhenti pada kalimat itu, tapi ada kata tambahan lain yaitu “bagimu”. Artinya, bagi kita manusia yang tinggal di atas permukaan bumi ini, bumi terasa datar. Walaupun, bumi itu pada kenyataannya adalah tidak datar. Hanya TERASA DATAR bagi kita manusia. Terasa datar bukan berarti benar-benar datar, bukan….?
Penjelasan kata “karpet (firasy)” bagimu bukankah bisa diartikan sebagai sesuatu yang berfungsi untuk diduduki atau dipakai tidur, dengan aman dan nyaman…?. Kata firasy dalam bahasa Indonesia dapat diartikan karpet, atau ranjang adalah sesuatu yang nyaman dan aman dan dipakai untuk tidur. Nampaknya arti seperti ini dapat dipakai, sebab keberadaan struktur bumi ini memang berlapis-lapis. Bagian intinya sangat panas dengan suhu ribuan derajat celcius yang mematikan. Namun demikian, pada bagian LAPISAN YANG PALING ATAS, ada sebuah lapisan keras setebal 70 kilometer, disebut lapisan kerak bumi yang paling aman dan nyaman, dengan suhu yang aman pula bagi kehidupan. Seolah-olah lapisan bumi bagian atas itu adalah ‘karpet’ atau ‘ranjang’ yang terbentang luas dan melindungi manusia serta seluruh makhluk Allah yang berada di atasnya, aman dari bahaya lapisan bumi bagian dalam yang cair, yang sangat panas lagi mematikan itu.
Kemudian dalam QS.Qaf:7, “Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata…”
Perhatikan gambaran bumi dalam ayat lainnya:
waal-ardha ba’da dzaalika dahaahaa
[79:30] Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.
tejemahan bahasa Indonesia kembali menyaakan kata ini dengan ‘hamparan’.
Lalu ketika Al-Qur’an menyebut kata ‘al-ardha‘ atau ‘al-ardhi‘ yang diterjemahkan menjadi ‘bumi’, bisa juga merujuk kepada ‘permukaan bumi’ atau lapisan bumi paling luar tempat kita berpijak, lihat ayat ini :
walakum fii al-ardhi mustaqarrun wamataa’un ilaa hiinin
[2:36] dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.”
wa-idzaa tawallaa sa’aa fii al-ardhi liyufsida fiihaa wayuhlika alhartsa waalnnasla waallaahu laa yuhibbu alfasaada
[2:205] Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan
Ayat-ayat tersebut merupakan sinyal-sinyal ilmiah dari Al-Qur’an tentang proses pembentukan kulit bumi, tempat kita berpijak, disitu ada indikasi terjadinya proses yang berangsur-angsur, mulai dari sedikit lalu meluas menjadi seperti permukaan bumi yang ada sekarang, ibarat orang menggelar/menghamparkan permadani..
Kata ‘farsya’ juga diartikan sebagian para ulama dengan ‘alas’ atau ‘tunggangan’. Sebagian ulama tafsir mengartikan sebagai ‘yang disembelih’, dalam hal ini adalah terkait dengan kambing, domba dan sapi (lihat Tafsir Al-Mishbah – Quraish Shihab). Ini menjelaskan bahwa hewan yang diembelih tersebut bisa dimanfaatkan, misalnya kulitnya sebagai alas untuk tempat duduk.
wamina al-an’aami hamuulatan wafarsyan
[6:142] Dan di antara hewan ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk disembelih.
Ini dijelaskan dalam ayat Al-Qur’an yang lain :
waallaahu ja’ala lakum min buyuutikum sakanan waja’ala lakum min juluudi al-an’aami buyuutan tastakhiffuunahaa yawma zha’nikum wayawma iqaamatikum wamin ashwaafihaa wa-awbaarihaa wa-asy’aarihaa atsaatsan wamataa’an ilaa hiinin
[16:80] Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu onta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu).
Maka lagi-lagi kata ‘farasy’ dalam ayat tersebut tidak mengandung unsur ‘datar’ melainkan ‘alas tempat duduk’. Tentu saja suatu yang dihamparkan/digelar/dibentangkan akan membentuk sesuai tempat dimana dia dihamparkan, hamparan akan berbentuk melengkung kalau dasar tempatnya juga melengkung, hamparan akan berbentuk datar kalau dasar tempatnya juga datar..
Kata tersebut juga dipakai dalam ayat lain :
muttaki-iina ‘alaa furusyin bathaa-inuhaa min istabraqin wajanaa aljannatayni daanin
[55:54] Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutera. Dan buah-buahan di kedua syurga itu dapat (dipetik) dari dekat.
wafurusyin marfuu’atin
[56:34] dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk.
Ayat tersebut juga tidak menyinggung tentang suatu bidang yang datar, tapi mengenai suatu benda yang ‘dibentangkan‘ untuk tempat duduk-duduk atau istirahat.
al’farasyi’ dalam ayat ini diartikan sebagai ‘anai-anai/laron’ yang baru lahir sehingga posisi mereka bertumpuk-tumpuk bergerak makin lama makin meluas, maka kata ini diikuti dengan ‘al-mabtsuutsi’ = bertebaran, menyebar makin lama makin luas, dalam kalimat ini juga tidak ada korelasi antara kata ‘faraasyi’ dengan datar, melainkan menjelaskan sesuatu yang berkembang meluas. Bisa dilihat dalam ayat ini :
yawma yakuunu alnnaasu kaalfaraasyi almabtsuutsi
[101:4] Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran,


Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.
QS 2:22
alladzii ja’ala lakumu al-ardha firaasyan
[2:22] Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu
Farasya = ‘fa-ra-syin’
Kata tersebut berasal dari kata ‘farasya’ yang berarti : to spread out, extend, stretch forth, furnish = menghampar, mempunyai kata turunan : furusy (berbentuk jamak, bentuk tunggalnya :firasy). Kata ‘firasy’ berarti : hamparan yang biasanya digunakan untuk duduk atau berbaring. Dari situ kata tersebut juga bisa diartikan : permadani, kasur atau ranjang. Dalam kalimat ini tidak ada kaitan sesuatu yang terhampar dengan ‘datar’.
Ketahuilah wahai saudaraku seiman, bahwa bumi yang kita tempati ini berbentuk bulat menurut kesepakatan para ulama. Hal ini mereka nyatakan jauh-jauh hari sebelum para ilmuwan barat menyatakan hal ini. Berkata Imam Ibnu Hazm dalam Al-Fishal fil Milal wan Nihal (2/97) : Pasal penjelasan tentang bulatnya bumi. Tidak ada satupun dari ulama kaum muslimin semoga Allah meridlai mereka- yang mengingkari bahwa bumi itu bulat, dan tidak dijumpai bantahan atau satu kalimat pun dari salah seorang dari mereka, bahkan al-Quran dan as-Sunnah telah menguatkan tentang bulatnya bumi.
Hal senada pernah dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dengan menukil perkataan Imam Abul Husain Ahmad bin Jafar bin Munadi salah seorang ulama Hanabillah yang sangat masyhur di zamannya- berkata : Demikianlah juga para ulama sepakat bahwasanya bumi dengan segala gerakannya, baik di darat maupun di laut itu bulat [Lihat Majmu Fatawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah 25/159] Dan Syaikhul Islam pun menukil adanya ijma para ulama mengenai hal ini dari Imam Ibnu Hazm dan Abul Faraj Ibnul Jauzi. [Lihat Majmu Fatawa 6/586]
Berkata Imam Ibnu Hazm : Kita katakan kepada orang yang tidak memahami masalah ini : Bukankah Allah mewajikan kepada kita untuk shalat Dzuhur apabila matahari telah bergeser ke arah barat (zawal)? Pasti dia akan menjawab : Ya. Lalu tanyakan kepadanya tentang makna bergesernya matahari ke arah barat, pasti jawabannya adalah bahwa matahari telah berpindah dari tempat pertengahan jarak antara waktu terbitnya dengan waktu tenggelamnya, dan ini terjadi di semua waktu dan semua tempat. Maka orang yang mengatakan bahwa bumi itu datar dan tidak bulat dia harus mengatakan bahwa orang yang tinggal di daerah bumi paling timur harus shalat Dhuhur saat matahari barusan terbit, juga orang yang tinggal di daerah paling barat tidak menjalankan shalat Dhuhur kecuali di pengunjung siang dan ini adalah sesuatu yang sudah keluar dari ketetapan syariat Islam [Lihat Al-Fishal 2/87 dengan diringkas)
Adapun firman Allah. Artinya : Dan bumi bagaimana dihamparkan? {Al-Ghasyiyah [88] : 20] Ayat ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa bumi itu datar, karena sebuah benda yang bulat kalau semakin besar, maka akan semakin tidak kelihatan bulatnya dan akan nampak seperti datar. [Lihat Hidayatul Hairan Fi Masalatid Daurah oleh Syaikh Abdul karim Al-Humaid hal. 56]
Berkata Syaikh Bin Baz : Keberadaan bumi itu bulat tidak bertentangan dengan bahwa permukaan bumi itu datar yang layak untuk dijadikan tempat tinggal, sebagaimana firman Allah Taala. Artinya : Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan [Al-Baqarah [2] ; 22]
Juga firmanNya. Artinya : Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan dan gunung-gunung sebagai pasak? [An-Naba [78] : 6-7] Artinya : Dan bumi bagaimana dihamparkan ? [Al-Ghasyiyah [88] : 20]
Kesimpulannya, bumi itu bentuknya bulat namun permukaannya datar agar bisa dijadikan tempat tinggal dan dimanfaatkan oleh manusia. Dan saya tidak menemukan dalil naqli dan hissi yang menentang masalah ini [Lihat Al-Adilah An-Naqliyah wal Hissiyah oleh Syaikh Ibnu Baz hal. 103]
LANGITPUN BULAT
Adapun mengenai keberadaan bahwa langit itu bulat, maka ini pun sesuatu yang telah disepakati oleh para ulama Islam. Berkata Imam Ibnu Katsir : Imam Ibnu Hazm, Ibnul Munadi dan Ibnu Jauzi serta para ulama lainnya telah menukil adanya ijma bahwa langit itu bulat [Lihat Al-bidayah wan Nihayah 1/69 tahqiq DR Abdullah At-Turki, lihat juga Al-Fishal 1/97-100]
Dan ini pula yang dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah : Telah kami jelaskan bahwa langit itu bulat menurut para ulama dari kalangan sahabat dan tabiain, bahkan tidak hanya satu orang ulama yang mana mereka adalah orang paling mengetahui tentang riwayat menyatakan bahwa langit itu bulat, seperti Abul Husain bin Munadi, Ibnu Hazm dan Ibnul Jauzi [Majmu Fatawa 25/195]
Dalil mengenai masalah ini sangat banyak, di antaranya adalah firman Allah Artinya : Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya [Yasin [36] : 40] Berkata Hasan Al-Bashri bahwa maksudnya adalah berputar, berkata Ibnu Abbas : Berputar pada falak seperti falkah mighzal Falkah mighzal adalah kayu berbentuk bulat yang digunakan untuk menenun kain. Juga firman Allah. Artinya : Dan Kami jadikan langit itu sebagai atap yang terjaga [Al-Anbiya : [21] : 32]
Keberadaan langit sebagai atap bumi, sedangkan bumi itu bulat maka langit pun bulat. Berkata Syaikhul Islam ibnu Taimiyah : “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhabarkan bhawa Arsy itu seperti kubah, dan ini adalah sebuay isyarat bahwa langit itu bulat”. Kemudian setelah ini, pahamilah wahai saudaraku, bahwa bumi kita ini adalah pusat alam semesta. Dia berada persis di tengah-tengah lingkaran langit. Hal ini adalah sesuatu yang disepakati oleh para ulama sebagaimana dinukil oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam beberapa tempat dalam Majmu Fatawa beliau. Beliau berkata : “Bahwasanya bumi terletak di tengah bulatan langit. Yang menunjukkan hal ini adalah bahwasanya semua benda langit itu terlihat dari bumi di segala penjuru langit dalam jarak yang sama, ini semua menunjukkan bahwa jauhnya antara bumi dan langit itu sama dari segala sisi, dan ini dengan tegas menunjukkan bahwa bumi itu terletak persis di tengah-tengah” [Lihat Majmu Fatawa 25/195]
Ilmuan Eropa, Galileo Galilei (1546-1642) mengatakan dengan tegas bahwa bumi berbentuk bulat. Pernyataannya ini oleh otoritas Gereja dianggap  menyimpang sehingga dia harus dihadapkan pada hukuman mati.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebenaran pernyataan Galileo tersebut pun semakin jelas. Belakangan, tak sedikit orang yang beranggapan bahwa dialah orang pertama yang menemukan teori bulatnya bumi.

Bagaimana Pendapat Ulama Islam?
Sebenarnya jauh-jauh sebelum Galileo, sudah banyak ulama dan ilmuan yang mengatakan bahwa pelanet bumi ini berbentuk bulat.
Lebih jelasnya mari kita lihat beberapa perkataan ulama Islam berikut ini:Ilmuan Islam, Ibnu Khaldun (1332 – 1406 M / 732H – 808 H): “Ketahuilah, sudah jelas di kitab-kitab para ilmuan dan peneliti tentang alam bahwa bumi berbentuk bumi….” (Muqaddimah Ibnu Khaldun, Kairo).
Ulama Islam, Ibnu Taimiyah (1263-1328 M): “Ketahuilah, bahwa mereka (para ulama) sepakat bahwa bumi berbentuk bulat. Yang ada di bawah bumi hanyalah tengah. Dan paling bawahnya adalah pusat….” (Al-Jawab Ash-Shahih li Man Baddala Din Al-Masih).
Bagi Qazuaini (seorang ilmuan), salah satu bukti bumi berbentuk bulat adalah bintang-bintang dan planet-planet yang berbentuk bulat (Atsar Al-Bilad wa Akhbar Al-Bilad).
Selain mereka, masih banyak ilmuan dan ulama Islam klasik yang menyebutkan di dalam bukunya bahwa bumi berbentuk bulat. Di antara buku tersebut adalah:
1. Muruj Al-Dzahab wa Ma’adin Al-Jauhar, oleh Mas’udi Ali Husain Ali bin Husain (w. 346 H).
2. Ahsan Taqasim fi Ma’rifah Al-Aqalim, oleh Al-Maqdisi (w. 375 H)
3. Kitab Shurah Al-Ardh, oleh Ibnu Hauqal
4. Al-Masalik wa Al-Mamalik, oleh Al-Ishthikhry
5. Ruh Al-Ma’ani, oleh Imam Al-Alusi (ulama tafsir Al-Qur’an)
6. Mafatih Al-Ghaib, oleh Fakhru Ar-Razi (ulama tafsir Al-Qur’an)
Dan lain-lain.
Apakah Pendapat Mereka Bertentangan dengan Al-Qur’an?
Tentu saja tidak. Justru Dr. Hadi bin Mar’i dalam bukunya “Mausu’ah Al-Ilmiyah fi I’jaz Al-Qur’anul Karim” (Penerbit Attawfiqiah, Kairo) mengambil dalil bumi berbentuk bulat dari isyarat Al-Qur’an. Demikian juga para ahli tafsir lainnya.  
Ada satu ayat Al-Qur’an lagi yang patut kita perhatikan sebagai tambahan penjelasan masalah ini, inilah jawaban telak tentang tuduhan bumi itu datar menurut Alqur’an:surat Az-Zumar ayat 5
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى أَلَا
هُوَ الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ 
“Dia (Allah) menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar. Dia memasukkan malam atas siang dan memasukkan siang atas malam dan menundukan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah! Dialah Yang Maha Mulia, Maha Pengampun.” (QS.Az-Zumar:5)
Kata “at-takwir” artinya adalah menggulung. Pada ayat di atas dengan jelas Allah berfirman bahwa malam menggulung siang dan siang menggulung malam. Kalau malam dan siang dapat saling menggulung, pastilah karena keduanya berada pada satu TEMPAT YANG BULAT secara bersama-sama. Bagaimana keduanya dapat saling menggulung jika berada pada tempat yang datar….? Kalau saja kejadian itu pada tempat yang datar, mestinya akan lebih tepat jika dipakai kata MENIMPA atau MENINDIH.
Dari keterangan ayat di atas juga dapat diperoleh gambaran bahwa pada permukaan bumi ini setiap saat, separuh permukaannya senantiasa malam, dan separuh lagi permukaannya adalah siang hari. Hal ini dapat digambarkan dari keterangan ayat, dimana seolah-olah bagian kepala dari sang malam itu menggulung bagian ekor dari sang siang, namun pada saat yang sama bagian kepala dari sang siang sedang menggulung pula bagian ekor dari sang malam. Sebanyak bagian siang yang digulung malam, maka pada saat yang bersamaan, sebanyak itu pula bagian malam yang sedang digulung oleh sang siang. Sekali lagi, keterangan ini menggambarkan bahwa terjadinya hal menakjubkan tersebut di atas bumi, hanya jika permukaan BUMI ITU BULAT adanya…!
Ajaibnya, keterangan-keterangan ini ditulis dalam ayat-ayat Al-Qur’an pada 14 abad yang lalu, disaat orang-orang Eropa dan Amerika masih primitif, dan masih menganggap bumi ini datar serta menganggapnya sebagai pusat bagi jagad raya ini.
Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya….
BUMI BERBENTUK SEGI EMPAT DAN DATAR DALAM ALKITAB KRISTEN
Matius 24:31 Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari KEEMPAT PENJURU BUMI, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain
Markus 13:27 Dan pada waktu itupun Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dan akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari dari KEEMPAT PENJURU BUMI, dari ujung bumi sampai ke ujung langit
Wahyu 7:1. Kemudian dari pada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada dari KEEMPAT PENJURU BUMI dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiup di darat, atau di laut atau di pohon-pohon
Wahyu 20:8 dan ia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa pada dari KEEMPAT PENJURU BUMI, yaitu Gog dan Magog, dan mengumpulkan mereka untuk berperang dan jumlah mereka sama dengan banyaknya pasir di laut
Matius 12:42 Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo!
Saudara saudari semua, meski kita naik ke puncak gunung tertinggi di Tibet &  dapat melihat sejauh ribuan mil, tapi tetap lah kita tak dapat melihat seluruh bumi, bagian belakang bumi yg bundar tetap tidak kelihatan. Ini hanya bisa berlaku jika bumi itu datar! Ini ayatnya:
Matius 4:8 Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi
dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,
Lukas 4:5 Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia.
Daniel 4:10 Adapun penglihatan yang kudapat di tempat tidurku itu, demikian: di tengah-tengah bumi ada sebatang pohon yang sangat tinggi;
11 pohon itu bertambah besar dan kuat, tingginya sampai ke langit, dan dapat dilihat sampai ke ujung seluruh bumi.
Ayat-ayat diatas ini pun bermakna bumi itu datar, bukan bundar, karena mustahil orang dapat melihat pohon setinggi apapun dari bagian belakang bumi yang bundar. Ini cuma berlaku jika bumi datar!
Mungkinkah TUHAN menulis bumi berbentuk segi empat?
Mungkinkah TUHAN keliru?
Mungkinkah TUHAN mengatakan bumi itu datar?
Jelas ini bukan Firman Tuhan!
Masih banyak ayat alkitab yang menyatakan bumi ini datar, bersudut 4, berujung ini masih banyak lagi lainnya:
Matius 12:42, Lukas 11:31, Kisah Rasul 1:8, Kisah Rasul 13:47, Roma 10:18, Yesaya 24:16 , Yesaya 5:26, Amsal 30:4, Amsal 17:24, Mazmur 135:7, Mazmur 98:3 , Mazmur 72:8, Mazmur 67:8, Mazmur 65:9, Mazmur 65:6, Mazmur 61:3, Mazmur 59:14, Mazmur 46:10, Mazmur 22:28, Mazmur 19:5, Mazmur 2:8, Ayub 38:13, Ayub 37:3, Ayub 28:24, Ulangan 33:1, Ulangan 28:6, Ulangan 28:49, Ulangan 13:7.
Silahkan cek sendiri di alkitab, terlalu panjang jika saya harus menuliskan satu persatu! Sekarang silahkan Anda menilai Alqur’an ataukah Bible yang tidak ilmiah?
More aboutMenjawab Umkris : Bumi Datar?

DUSTA BESAR SILSILAH YESUS

Diposting oleh BreakEver on Minggu, 17 Januari 2016

KHAYALAN SILSILAH YESUS !!! 

Allah berfirman di dalam Al-Qur'an:
Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Kun" (seorang manusia), maka jadilah ia. (QS. 3:59) 
Berdasarkan ayat Al-Qur'an di atas, maka Isa/Yesus adalah manusia yang tidak memiliki silsilah!

SILSILAH KETURUNAN YESUS MENURUT INJIL KRISTEN  
Injil-Injil    hanya    mengandung    sedikit    sekali kalimat-kalimat  yang  dapat  menimbulkan  pertentangan dengan hasil-hasil Sains modern. Banyak  hikayat  dalam Injil   yang   menggambarkan  mukjizat  tidak  mendapat penafsiran  ilmiah.  Mukjizat-mukjizat  itu  ada   yang berhubungan  dengan  orang  seperti  penyembuhan  orang sakit (gila, buta, lumpuh, lepra, menghidupkan  Lazarus yang  sudah  mati), dan ada pula yang mengenai fenomena material, di pinggir batas hukum alam  (Yesus  berjalan di  atas air, Yesus mengganti air jadi anggur). Hal-hal tersebut mungkin hanya merupakan  fenomena  yang  wajar tetapi dengan aspek yang luar biasa oleh karena terjadi dalam waktu yang sangat  singkat  seperti  angin  topan yang   berhenti   seketika,   pohon  tien  yang  kering mendadak,  atau  seperti  mencari  ikan  secara  ajaib, seakan-akan  seluruh  ikan  yang  ada  dalam  danau itu berkumpul di tempat di mana jala dilempar.  

Dalam kejadian-kejadian tersebut, Tuhan  campur  tangan dengan  kekuasaanNya.  Kita  tidak usah keheran-heranan bahwa Tuhan itu dapat  berbuat  hal  yang  mengherankan bagi  manusia,  tetapi  bagi Tuhan merupakan hal biasa. Ini tidak berarti  bahwa  seorang  yang  percaya  tidak memerlukan  berhubungan  dengan  Sains.  Percaya kepada mukjizat  dan  percaya  kepada   Sains   adalah   tidak bertentangan.  Yang pertama adalah tahap ketuhanan yang kedua adalah tahap kemanusiaan.  

Secara pribadi saya dengan senang  hati  dapat  percaya bahwa Yesus menyembuhkan orang sakit lepra, tetapi saya tidak dapat menerima suatu teks yang dikatakan autentik dan diwahyukan Tuhan sedangkan dalam teks tersebut saya dapatkan  bahwa  antara  manusia  pertama  dengan  Nabi Ibrahim  hanya  berselisih  waktu  20 generasi, seperti yang dikatakan Injil Lukas (3, 23-28). Kita akan  lihat sebentar  lagi  sebab-sebab yang membuktikan bahwa teks Lukas, seperti juga teks Perjanjian  Lama  tentang  hal yang sama, telah disusun menurut imajinasi manusia.  

Injil  (seperti Al Qur-an) memberikan kita riwayat yang sama mengenai  asal-usul  biologis  Yesus.  Membesarnya Yesus  dalam  kandungan ibunya di luar hukum-hukum alam yang umum bagi seluruh manusia. Biji telor dari  ibunya tidak  memerlukan  bertemu  dengan  spermatozoid  bapak untuk membentuk  suatu  embryo  yang  kemudian  menjadi bayi.   Fenomena  yang  berakhir  dengan  dilahirkannya seorang yang normal, tidak dengan  campuran  dan  unsur lelaki,  dinamakan  parthenogenese. Dalam alam binatang parthenogenese  dapat  terjadi   dengan   syarat-syarat tertentu.   Seperti  halnya  serangga,  beberapa  hewan invertebrata,   dan   secara   sangat   jarang,   dalam jenis-jenis  burung  tertentu.  Di antara binatang yang menyusui,  orang  dapat  mengadakan  percobaan   dengan kelinci  yang  memperoleh perkembangan biji telor tanpa campur tangan  spermatozoid  dan  menjadi  embryo  yang sederhana  tetapi  orang  tidak dapat menemukan kelinci yang  menunjukkan   parthenogenese   sempurna,   secara eksperimental   atau   secara   natural.  Tetapi  Yesus merupakan kasus parthenogenese. Ibunya  adalah  perawan dan  tetap  perawan  serta  tidak mempunyai anak selain Yesus: Yesus adalah kekecualian biologik.
**  
Silsilah keturunan Yesus  
Dua silsilah keturunan yang terdapat dalam Injil Matius dan   Injil   Lukas   menimbulkan   persoalan   tentang kebenaran, persesuaian dengan  hasil-hasil  ilmiah  dan juga persoalan "autentik atau tidak." Problema-problema ini sangat menyulitkan ahli-ahli  tafsir  Kristen  oleh karena  mereka  menolak  untuk melihatnya sebagai hasil imajinasi  manusia;   Imajinasi   manusia   ini   telah memberikan  inspirasi  kepada  para pengarang-pengarang Sakerdotal (pendeta-pendeta) daripada Kitab Kejadian di abad  VI  S.M. untuk silsilah keturunan manusia-manusia pertama. Imajinasi manusia  itu  pulalah  yang  memberi inspirasi  kepada  Matius  dan Lukas dalam hal-hal yang kedua  pengarang  Injil  itu   tidak   mengambil   dari Perjanjian Lama.  

Yang   perlu  kita  perhatikan  adalah  bahwa  silsilah keturunan laki-laki tidak ada artinya sama sekali  bagi Yesus.  Jika  orang ingin memberikan silsilah keturunan kepada Yesus, anak tunggal daripada Maryam, tanpa bapa, maka  silsilah  keturunan  itu harus silsilah keturunan Maryam,  ibunya.  Di  bawah  ini  adalah  teks  menurut Terjemahan Ekumenik terhadap Bibel, Perjanjian Baru.  
Silsilah   keturunan   menurut   Matius  terdapat  pada permulaan Injilnya (Matius 1:1-17).

KITAB ASAL-USUL YESUS KRISTUS, ANAK DAUD, ANAK IBRAHIM  
Ibrahim mempunyai anak Ishak Ishak mempunyai anak Yakub Yakub mempunyai anak Yuda dan saudara-saudaranya Yuda mempunyai anak Phares dan Zara daripada Thamar Phares mempunyai anak Esrom Esrom mempunyai anak Aram Aram mempunyai anak Aminabad Aminabad mempunyai anak Naasson Naasson mempunyai anak Salmon Salmon mempunyai anak Booz daripada Rahad Booz mempunyai anak Yobed daripada Ruth Yobed mempunyai anak Yesse Yesse mempunyai anak Nabi Daud Daud mempunyai anak Suleman (dari istri Urie) Suleman mempunyai anak Roboam Roboam mempunyai anak Abia Abia mempunyai anak Asa Asa mempunyai anak Yosaphat Yosaphat mempunyai anak Yoram Yoram mempunyai anak Ozias Ozias mempunyai anak Yoathan Yoathan mempunyai anak Achaz Achaz mempunyai anak Ezechias Ezechias mempunyai anak Manasse Manasse mempunyai anak Amon Amon mempunyai anak Yosias Yosias mempunyai anak Yechonias dan saudara-saudaranya  

Kemudian terjadi pengasingan di Babylon. Sesudah Pengasingan:  

Yechonias mempunyai anak Salathiel Salathiel mempunyai anak Zorobabel Zorobabel mempunyai anak Abioud Abioud mempunyai anak Eliakim Eliakim mempunyai anak Azor Azor mempunyai anak Sadok Sadok mempunyai anak Akhim Akhim mempunyai anak Elioud Elioud mempunyai anak Eleazar Eleazar mempunyai anak Mathan Mathan mempunyai anak Yacob Yacob mempunyai anak Yusuf, suami Maryam, yang melahirkan Isa yang dinamakan Al Masih.  

Jumlah generasi adalah 14 dari Ibrahim ke Daud, 14 dari Daud hingga pengasingan di Babylon, 14 dari pengasingan sampai Isa Al Masih.  
Lukas (3:23-38)  memberikan  silsilah  keturunan  yang berlainan  dari silsilah Matius.
Kita kutipkan di bawah ini dari Terjemahan Ekumenik:  

"Yesus pada permulaannya berumur kira-kira 30 tahun. Ia adalah anak Yoseph, anak Heli anak Matthat, anak Levis, anak  Melechi,   anak   Iannai,   anak   Yoseph,   anak Matthatias,  anak  Amos,  anak  Naaum, anak Hesti, anak Naggai, anak Maath, anak Mattathias, anak Semein,  anak Yosech,   anak   Ioda,  anak  Ionam,  anak  Resa,  anak Zorobabel, anak Salathiel, anak Neri, anak Melchi, anak Addi,  anak  Kosam,  anak Elmadam, anak Er, anak Yesus, anak Elieser, anak Yorim, anak Matthat, anak Levi, anak Symeon,  anak  Yuda,  anak  Yoseph,  anak  Ionam,  anak Eliakim, anak Melea, anak Menna,  anak  Mattalha,  anak Natham,anak  David,  anak Yesse, anak Iobed, anak Boos, anak Sola, anak Naasson,  anak  Aminabad,  anak  Admin, anak  Arni,  anak  Esrom,  anak Phares, anak Yuda, anak Yacob, anak  Isaac,  anak  Abraham,  anak  Thara,  anak Nachor,  anak  Serauch,  anak  Ragau, anak Phalek, anak Eber, anak Sala, anak Kainam, anak Arphaxad, anak  Sem, anak  Noe,  anak  Lamech,  anak Mathausala, anak Enoch, anak Iaret, anak Maleleel, anak Kainam, anak Enos, anak Seth, anak Adam, anak Allah."  

Silsilah-silsilah   tersebut   akan  kelihatan  lebih terang  jika  kita  gambarkan  dua  daftar  yang   satu menggambarkan  silsilah  sebelum  David,  dan yang satu lagi menggambarkan silsilah sesudah David.  

 
 SILSILAH YESUS SEBELUM DAVID
Menurut Matius   
Menurut Lukas    
Matius tidak menyebutkan sesuatu nama sebelum Abraham
1. Adam
2. Seth
3. Enos
4. Kainam
5. Maleleel
6. Zaret
7. Enoch
8. Mathausala
9. Lamech
10. Nae
11. Sem
12. Arphaxad
13. Kainam
14. Sala
15. Eber
16. Phalek
17. Ragau
18. Serauch
19. Nachor
20. Thara 
1. Abraham
21. Abraham
2. Isaac
22. Isaac
3. Yacob
23. Yacob 
4. Yuda
24. Yuda
5. Phares
25. Phares
6. Esrom
26. Esrom
7. Aram
27. Arni
8. Aminabad
29. Aminabad
9. Naasson
30. Naasson
10. Salmon
31. Sala
11. Booz
32. Booz
12. Yobed
33. Yobed
13. Yesse
34. Yesse
14. David
35. David


     

 SILSILAH YESUS SESUDAH DAVID
14. David
15. Salomon
16. Roboam
17. Abia
18. Asa
19. Yosaphat
20. Yoram
21. Azias
22. Yoathan
23. Achaz
24. Ezechias
25. Manasse
26. Amon
27. Yosias
28. Yechonias

Pengasingan di Babylon

29. Salathiel
30. Zorobabel
31. Abioud
32. Eliakim
33. Azor
34. Sadok
35. Akhim
36. Eliaud
37. Eleazar
38. Mathan
39. Yacob
40. Yoseph
41. Yesus
35. David
36. Nathan
37. Matlatha
38. Menna
39. Melea
40. Eliakim
41. Ionam
42. Yoseph
43. Yoda
44. Symeon
45. Levi
46. Matthat
47. Iorim
48. Elieser
49. Yesus
50. Er
51. Elmadam
52. Kosam
53. Addi
54. Melchi
55. Neri
56. Salathiel
57. Zorobabel
58. Resa
59. Ionan
60. Ioda
61. Iosech
62. Semein
63. Malthatheas
64. Maalh
65. Naggar
66. Hesle
67. Naaum
68. Amos
69. Mattatheas
70. Yoseph
71. Iannai
72. Melchi
73. Levi
74. Matthat
75. Heli
76. Yoseph
77. Yesus

Perbedaan-Perbedaan Menurut Manuskrip dan dalam Hubungannya dengan Perjanjian Lama  

Dengan mengenyampingkan perbedaan tulisan (orthographiq), kita sebutkan:  
a). Injil Matius  

Silsilah  keturunan  telah  hilang  dari  Codex   Bezae Cantabrigiensis,  suatu  manuskrip  yang sangat penting dari abad VI dalam dua bahasa, Yunani dan  Latin.  Yang hilang dari teks Yunani adalah seluruh silsilah, sedang yang hilang dari teks Latin hanya sebagian besar. Tetapi  hal ini mungkin hanya disebabkan oleh hilangnya halaman-halaman pertama.  

Perlu kita sebutkan kebebasan yang  sangat  besar  yang ditunjukkan   oleh   Matius   dalam  sikapnya  terhadap Perjanjian  Lama  yang  ia  potong  silsilahnya   untuk keperluan  penyajian  dengan  angka  (yang pada akhirnya tidak ia lakukan seperti yang akan kita lihat).  
b). Injil Lukas   
1. Sebelum Nabi Ibrahim, Lukas menyebutkan 20 nama.  Perjanjian Lama hanya menyebutkan 19 nama  (silahkan lihat
tabel keturunan Adam dalam bagian yang khusus untuk Perjanjian Lama), Lukas menambah sesudah Arphaxad (no. 12) nama Kainam (no. 13) yang tak tersebut dalam Kitab Kejadian sebagai anak Arphaxad.   

2. Dari Nabi Ibrahim sampai nabi Daud kita dapatkan 14-16 nama menurut manuskrip.   

3. Dari Nabi Daud sampai Nabi Isa.  

Perbedaan yang sangat  penting  adalah  perbedaan  yang terdapat   dalam   Codex   Bezae  Cantabrigiensis  yang menisbatkan suatu silsilah khayalan  kepada  Lukas  dan silsilah  itu  terdiri  dari silsilah Matius yang sudah ditambah oleh orang yang bikin naskah dengan lima nama. Sayang,  silsilah Injil Matius dalam manuskrip tersebut telah  hilang,  sehingga  kita  tak  dapat   mengadakan perbandingan. 

PENYELIDIKAN KRITIK MENGENAI TEKS  

Di  sini  kita  berhadapan  dengan  dua  silsilah  yang mempunyai sifat yang sama, yakni mulai dari Ibrahim dan Dawud.  Unttzk  memudahkan  penyelidikan ini, kita akan menjadikan    silsilah    tersebut     menjadi     tiga bagian-bagian:      

a. dari Adam sampai Ibrahim    
b. dan Ibrahim sampai Dawud    
c. dari Dawud sampai Yesus.  
1. PERIODE DARI ADAM SAMPAI IBRAHIM  

Matius yang memulai silsilahnya dari Ibrahim tidak  ada hubungannya   dengan   periode   ini.   Lukas   memberi keterangan tentang nenek moyang Nabi  Ibrahim  sehingga Adam; 20 nama, diantaranya 19 nama terdapat dalam Kitab Kejadian (fasal 4, 5 dan 11). Dapatkah  kita  gambarkan bahwa  sebelum  nabi  Ibrahim  hanya  ada  19  atau  20 generasi manusia? Soal ini telah kita  selidiki  ketika kita   membahas   Perjanjian   Lama.  Jika  kita  ingin mendasarkan penyelidikan kita  kepada  tabel  keturunan Adam  seperti  yang disebutkan dalam Kitab Kejadian dan menerima angka waktu yang ditunjukkan oleh teks  Bibel, kita  akan  mendapat  kesimpulan bahwa antara munculnya manusia pertama  di  atas  bumi  dengan  lahirnya  Nabi Ibrahim  terdapat  19  abad.  Orang memperkirakan bahwa Nabi Ibrahim  hidup  sekitar  tahun  1850  S.M.  Dengan begitu   maka  petunjuk-petunjuk  yang  terdapat  dalam Perjanjian Lama menerangkan bahwa munculnya manusia  di atas  bumi  terjadi  pada 38 abad sebelum Yesus. Nampak sekali  bahwa  Lukas  memakai  bahan-bahan  ini   untuk Injilnya.  Ia  menyebutkan suatu kekeliruan besar untuk menerangkan mengapa ia  memakai  bahan-bahan  tersebut. Kita  telah membaca argumentasi sejarah yang meyakinkan yang mendorong kepada pikiran ini.  

Hal-hal yang tersebut dalam Perjanjian lama  tak  dapat diterima  lagi  pada  waktu  ini.  Bahan-bahan tersebut termasuk dalam golongan "Caduc" (lemah) yang dinyatakan oleh  Konsili  Vatikan  II.  Akan tetapi anggapan bahwa para pengarang Injil  memakai  bahan-bahan  yang  tidak sesuai  dengan Sains modern, merupakan suatu keterangan yang sangat berbahaya bagi mereka  yang  mempertahankan faham bahwa teks Injil adalah sesuai dengan sejarah.  

Para  ahli tafsir merasakan bahaya ini. Mereka berusaha untuk mengelakkan  kesulitan  dengan  mengatakan  bahwa persoalannya  bukan  persoalan  silsilah yang sempurna, bahwa ada  nama-nama  yang  ditinggalkan  oleh  penulis Injil  dengan  sengaja, dan persoalan yang pokok adalah untuk membuktikan dalam garis-garis  besar  atau  dalam unsur-unsurnya yang penting suatu garis yang didasarkan atas realistis sejarah. Disebutkan oleh A. Tricot dalam bukunya:  Kamus  Kecil  tentang Perjanjian Baru, (Petit Dictionnaire du Noaveau Testament).  Dalam  teks  Injil tak  ada  yang  memungkinkan  penafsiran  semacam  itu, karena teks itu teliti; A punya anak B, B punya anak  C adalah  anaknya  B,  dan  B  adalah anaknya A. Dan lagi mengenai periode sebelum Abraham,  para  penulis  Injil mengambil  bahan dari Perjanjian Lama, di mana silsilah itu diterangkan sebagai berikut:  X  pada  umur  sekian mempunyai  anak  Y,  Y hidup sekian tahun dan mempunyai anak Z. Jadi tak terdapat hal-hal yang putus.  

Bagian  sebelum  Nabi  Ibrahim  dalam  silsilah   Yesus menurut   Lukas   tidak   dapat   diterima  atas  dasar pengetahuan modern.  
2. PERIODE DARI ABRAHAM SAMPAI DAVID  

Di sini, dua silsilah  itu  cocok  atau  hampir  cocok, kecuali  dalam satu atau dua nama. Kesalahan yang tidak disengaja daripada tukang-tukang naskah dapat dijadikan alasan.  

Apakah para penulis Injil benar mengenai periode ini?  

Dawud  dikatakan hidup sekitar tahun 1000 S.M., Ibrahim di sekitar tahun 1800-1850 S.M..  

Apakah 14-16 generasi dapat hidup selama 8  abad?  Tapi baiklah  kita  katakan  saja bahwa teks Injil, mengenai periode ini,  masih  dalam  batas  hal-hal  yang  dapat diterima  
3. PERIODE SESUDAH DAVID  
Sayang,  teks  tidak  mungkin  lagi  membuktikan  bahwa Yoseph itu keturunan David.  

Kita  tinggalkan  saja  pemalsuan  yang terang daripada Codex Bezae Cantabrigiensis yang  mengenai  Lukas,  dan marilah  mengadakan  perbandingan  tentang hal-hal yang diriwayatkan oleh dua manuskrip yang sangat  terhormat, yakni Codex Vaticanus dan Codex Sinaiticus.

Dalam  silsilah  Lukas,  kita  dapatkan 42 nama sesudah David (no. 35) sampai Yesus (no. 77).  Dalam  silsilah Matius  kita  dapatkan  27  nama sesudah David (no. 14) sehingga Yesus (no.  41).  Dengan  begitu  maka  jumlah nenek  moyang  Yesus  (fiktif)  sesudah David dalam dua manuskrip terhormat tersebut berlainan. Nama-nama dalam silsilah tersebut juga berlainan.  

Tetapi  ada  lagi  yang  ajaib. Matius mengatakan bahwa silsilah  Yesus  semenjak  Ibrahim  terdiri  dari  tiga kelompok  dan  masing-masing  kelompok  terdiri dari 14 nama. Kelompok  pertama,  dari  Ibrahim  sampai  Dawud. Kelompok  kedua,  dari Dawud sampai pengasingan. Sedang kelompok ketiga, dari  pengasingan  di  Babylon  sampai Yesus. Teks Matius memang memuat 14 nama dalam kelompok pertama dan kedua, akan tetapi  dalam  kelompok  ketiga (dari  pengasingan  di Babylon sampai Yesus) kita hanya mendapatkan 13 nama dan  bukan  14  seperti  yang  kita harapkan,    oleh   karena   tabel   yang   dikemukakan menunjukkan bahwa Salathiel adalah nomer 29  dan  Yesus nomor  41. Tidak ada riwayat yang berbeda dengan Matius yang menyebutkan 14 nama untuk kelompok ketiga.  

Akhirnya  agar  berhasil  mendapatkan  14  nama   dalam kelompok kedua, Matius mempergunakan kebebasan terhadap teks Perjanjian Lama. Nama-nama  daripada  6  keturunan David yang pertama (no. 15 sampai 20) sesuai dengan apa yang tersebut dalam Perjanjian Lama. Akan  tetapi  tiga keturunan  Ioram  (no. 20) yang dikatakan dalam bab dua daripada kitab Tawarikh dalam  Bibel  sebagai  Achazia, Yoas  dan Amalsia, telah dihapuskan oleh Matius. Begitu juga, Yechonias (no. 28) disebutkan oleh  Injil  Matius sebagai  anak  Yosias  (no.  27),  padahal  dalam kitab Raja-raja  yang  pertama   daripada   Perjanjian   Lama terdapat nama Eliakim diantara Yosias dan Yechonias.  

Dengan  ini  telah  terbukti bahwa Matius telah merubah urutan silsilah yang  terdapat  dalam  Perjanjian  Lama untuk   menonjolkan  suatu  kelompok  buat-buatan  yang terdiri  daripada  14  nama,  antara  Nabi  Dawud   dan pengasingan ke Babylon.  

Sesungguhnya  kita tidak begitu heran mendapatkan bahwa dalam  kelompok  ketiga  yang  disajikan  oleh   Matius terdapat  satu  nama yang kurang, sehingga tak ada teks Injil Matius yang  menyebutkan  42  nama  seperti  yang Matius  umumkan,  hal  ini dapat saja dijelaskan dengan mengatakan  bahwa   seorang   tukang   naskah   membuat kesalahan.  Akan  tetapi  kita sangat heran karena para ahli tafsir Injil bersikap  tutup  mulut  mengenai  hal ini.  W. Trilling, berbeda dari para ahli tafsir Injil, menulis satu baris mengenai hal tersebut dalam bukunya: Injil  Matius.  "Sesungguhnya  persoalan  ini tidak boleh diabaikan  begitu  saja  oleh  karena  para  ahli tafsir  Injil,  termasuk pengarang-pengarang Terjemahan Ekumenik  dan  Kardinal  Danielou   telah   menunjukkan pentingnya  simbol  3  kali  14 yang telah disebut oleh Matius. Untuk menonjolkan hal tersebut, bukanlah Matius sendiri telah menghilangkan beberapa nama yang tersebut dalam Bibel agar berhasil pembuktiannya  tentang  angka yang keramat itu."  

Nanti akan kita lihat bahwa para ahli tafsir Injil akan membentuk suatu apologetik (cara mempertahankan  agama) dengan  membenarkan dihapuskannya beberapa nama, tetapi mereka tergelincir mengenai kekurangan-kekurangan  nama sehingga   mereka  tidak  berhasil  mencapai  hal  yang diinginkan oleh Matius, si pengarang Injil.  
4. TAFSIRAN PARA AHLI TAFSIR MODERN 

Kardinal Danielou, dalam karangannya Les  Evangiles  de l'enfance  (Injil Masa Kanak-kanak, terbit tahun 1967), setuju dengan daftar angka yang dibuat oleh Matius  dan mengatakan  bahwa  daftar tersebut mempunyai nilai yang sangat tinggi, karena daftar itu  menunjukkan  silsilah asal usul Yesus, yang juga diterangkan oleh Lukas. Bagi Kardinal  Danielou,  "Lukas  dan  Matius  adalah   ahli sejarah yang telah mengadakan penyelidikan sejarah, dan silsilah keturunan telah dikutip  dari  arsip  keluarga Yesus."  Perlu diterangkan di sini bahwa arsip tersebut tak pernah ditemukan orang.  

Kardinal   Danielou,   menyerang    orang-orang    yang mengkritik  pendiriannya  dengan kata-kata: "itu adalah mental orang  Barat,  kebodohan  tentang  agama  Yahudi Kristen,  ketidakadanya  perasaan  Semitik,  yang telah menyesatkan  beberapa   ahli   tafsir   dalam   memberi interpretasi    kepada    Injil.   Mereka   itu   telah mempergunakan  kategori  Plato,  Descartes,  Hegel  dan Heidegger.  Memang  ada  suatu yang keruh dalam pikiran mereka." Sudah terang bahwa Plato, Descartes, Hegel dan Heidegger  tidak  ada  hubungannya  dengan sikap kritik terhadap silsilah keturunan yang bersifat khayalan.  

Pengarang (Kardinal Danielou) menyelidiki arti 3  x  14 yang  disebutkan  Matius, dan membuat hipotesa-hipotesa seperti berikut: "Mungkin  ada  hubungannya  dengan  10 minggu  yang  terkenal dalam hal-hal rahasia dari agama Yahudi, tiga minggu pertama yang mirip  dengan  periode dari  Adam sampai Abraham, harus dihilangkan. Tinggal 7 minggu; enam minggu pertama merupakan  tiga  grup  yang masing-masing  terdiri  dari  14  nama, dan minggu yang terakhir dimulai oleh Kristus yang memulai periode ke 7 daripada  Dunia."  Penjelasan  semacam  itu  tak  perlu diberi komentar.  

Ahli-ahli tafsir  "Terjemahan Ekumenik Bibel"  -Perjanjian  Baru-  memberikan  pembelaan  dengan angka yang tidak kita sangka.  

Untuk angka 3 x 14 yang dikemukakan oleh Matius:  

Angka 14, mungkin merupakan jumlah nilai huruf yang membentuk nama  Dawud  dalam  bahasa  Ibrani  D = 4, V = 6.  Jadi jumlahnya  4+6+4 = 14.  

Bagi Lukas, Terjemahan Ekumenik memberikan 77 nama. Hal ini  memberi peluang untuk mengatakan bahwa angka 7 itu dasar. 7 x 11 = 77. Padahal kita sudah tahu bahwa  bagi Lukas yang main hapus dan tambah, daftar yang memuat 77 nama itu sama sekali buat-buatan.  

Silsilah Yesus dalam Injil-lnjil merupakan masalah yang menimbulkan permainan kata-kata yang sangat menyolok di antara  para  ahli  tafsir  Kristen,  dan  memang   hal tersebut   adalah  sesuai  dengan 
khayalan Lukas dan Matius.  

Keterangan:

**Injil-injil menyebutkan saudara-saudara daripada Yesus (Matius 13:46-50; Markus 6:1-6; Yahya 7:3 & 2:12). Kata Yunani yang dipakai adalah Adelphai dan memang berarti saudara lelaki atau perempuan dalam arti biologik. Tentu saja di sini telah terjadi terjemahan yang salah daripada kata Semit yang berarti dekat (familiar), dan tidak lebih. Barangkali yang dimaksudkan di sini adalah saudara-saudara sepupu.

BIBEL, QUR'AN, dan Sains Modern Dr. Maurice Bucaille  

Judul Asli: La Bible Le Coran Et La Science
Alih bahasa: Prof. Dr. H.M. Rasyidi
Penerbit Bulan Bintang, 1979
Kramat Kwitang I/8 Jakarta
 
More aboutDUSTA BESAR SILSILAH YESUS

20 KELEMAHAN DASAR KETUHANAN YESUS

Diposting oleh BreakEver

20 KELEMAHAN MENDASAR "TUHAN YESUS" 

Dua puluh pertanyaan berikut menunjukkan bahwa fakta dan Alkitab sama sekali menolak dugaan ketuhanan Yesus: 
1. Jika Yesus adalah Tuhan, mengapa ia tidak mampu meng-kristen-kan umat Israel dimana ia menjalankan misi dan tugas keagamaannya? 

Fakta: mayoritas umat Israel tetap beragama Yahudi hingga sekarang. 
2. Jika Yesus adalah Tuhan Semesta Alam, mengapa ia selama hidupnya hanya berkeliling di wilayah Israel saja, padahal manusia pada waktu itu sudah tersebar luas di seluruh penjuru bumi? 
 
Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." (Matius 15:24)
3. Jika Yesus adalah Tuhan Semesta Alam, mengapa ia melarang kedua belas muridnya untuk berdakwah ke negeri lain selain negeri Israel?
 
Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke negeri orang-orang non Yahudi atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. (Matius 10:5-6 - DRB 1582, KJV 1611
4. Jika Yesus adalah Tuhan, mengapa ia ketika tangan dan kakinya dipaku di tiang salib memohon pertolongan kepada Allah/Bapa? 
 
Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? (Matius 27:46) 
5. Jika Yesus adalah Tuhan, mengapa ia ketika hendak membangkitkan Lazarus dari dalam kubur di depan umat Israel memohon pertolongan kepada Bapa? 
 
Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: "Lazarus, marilah ke luar!" Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: "Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi." (Yohanes 11:41-44
6. Jika Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat, mengapa ia tidak mampu menyelamatkan dirinya dan kaumnya dari dominasi penjajah Romawi, tetapi malah ia diserahkan oleh penguasa Romawi (Pontius Pilatus) untuk disalibkan? 
 
Lalu ia (Pontius Pilatus) membebaskan Barabas bagi mereka, tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan. Kemudian serdadu-serdadu wali negeri membawa Yesus ke gedung pengadilan, lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul sekeliling Yesus. Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya. Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: "Salam, hai Raja orang Yahudi!" Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepala-Nya. Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian mereka membawa Dia ke luar untuk disalibkan. (Matius 27:26-31) 
7. Jika Yesus adalah Tuhan, mengapa ia tidak mengetahui kapan datangnya hari kiamat? 
 
Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak (Yesus) pun tidak, hanya Bapa sendiri." (Matius 24:36) 
8. Jika Yesus adalah Tuhan, mengapa ia sujud menyembah dan memohon perlindungan kepada Bapa? 
 
...Maka mulailah Ia (Yesus) merasa sedih dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku." Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:37-39) 
9. Jika Yesus adalah Tuhan oleh karena kejadiannya sebelum Abraham, mengapa Yeremia yang juga mengalami kehidupan sebelum manusia tidak menjadi Tuhan? 
 
Firman TUHAN datang kepadaku (Yeremia), bunyinya: "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa." (Yeremia 1:4-5)
10. Jika Yesus adalah Tuhan oleh karena ia lahir tanpa ayah, mengapa Adam yang lahir ke dunia tanpa ayah dan ibu tidak menjadi Tuhan? 
 
ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu (Adam) dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. (Kejadian 2:7) 
11. Jika Yesus adalah Tuhan oleh karena ia lahir atas bantuan penuh Roh Kudus dari seorang perawan muda (Maria), mengapa Yohanes Pembaptis yang juga lahir atas bantuan penuh Roh Kudus dari seorang perempuan mandul yang tua bangka (Elisabet) tidak menjadi Tuhan? 
 
Sebab ia (Yohanes Pembaptis) akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya. (Lukas 1:15) 
12. Jika Yesus adalah Tuhan oleh karena ia memiliki mukjizat yang mampu menghilangkan berbagai penyakit dan mampu menghidupkan orang mati, mengapa Musa yang memiliki mukjizat jauh lebih dahsyat dari Yesus tidak menjadi Tuhan? 
 
Lalu Musa mengulurkan tongkatnya ke langit, maka TUHAN mengadakan guruh dan hujan es, dan apipun menyambar ke bumi, dan TUHAN menurunkan hujan es meliputi tanah Mesir. Dan turunlah hujan es, beserta api yang berkilat-kilat di tengah-tengah hujan es itu, terlalu dahsyat, seperti yang belum pernah terjadi di seluruh negeri orang Mesir, sejak mereka menjadi suatu bangsa. (Keluaran 9:23-24) 


Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu. Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. (Keluaran 14:21-22) 
13. Jika Yesus adalah Tuhan oleh karena ia seorang Kristus (Mesias), mengapa kristus-kristus lain tidak menjadi Tuhan?
Kristus-kristus lain dalam Alkitab: Daud Kristus (Mazmur 2:2), Koresh Kristus (Yesaya 45:1), Saul Kristus (1 Samuel 10:1), Harun Kristus (Imamat 8:12), Elisa Kristus (1 Raja-raja 19:16), dan Salomo Kristus (1 Raja-raja 1:39).
Kristus (Yunani) = Mesias (Ibrani) = Yang diurapi.
14. Jika Yesus adalah Tuhan bagi ajaran Paulus, mengapa Yesus memerintahkan untuk menegakkan hukum Musa yang notabene bertentangan dengan ajaran Paulus?
 
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku (Yesus) datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. (Matius 5:17-20) 


Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga tahirlah orang itu dari pada kustanya. Lalu Yesus berkata kepadanya: "Ingatlah, jangan engkau memberitahukan hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah persembahan yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka." (Matius 8:3-4) 


Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. (Matius 23:1-3) 


Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?" Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." (Yohanes 8:4-7)  
15. Jika Yesus adalah Tuhan, mengapa ia tidak mampu mempengaruhi umat Israel untuk mengikuti ajarannya, padahal ia lahir, besar, dan mati di tanah Israel? (Bandingkan dengan ahli hipnotis Tommy Raphael yang mampu merubah perangai manusia dalam waktu sekejap!) 
 
Lalu mereka (umat Israel) kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya." Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mukjizat diadakan-Nya di situ. (Matius 13:57-58)  


Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak." Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit." Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: "Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya. Bagaimana pendapat kamu?" Mereka menjawab dan berkata: "Ia harus dihukum mati!" Lalu mereka meludahi muka-Nya dan meninju-Nya; orang-orang lain memukul Dia, dan berkata: "Cobalah katakan kepada kami, hai Mesias, siapakah yang memukul Engkau?" (Matius 26:63-68)
16. Jika Yesus adalah Tuhan Semesta Alam, mengapa ia ketakutan menghadapi orang-orang Yahudi? (Bandingkan dengan firman Tuhan dalam Perjanjian Lama!)
 
Lalu keluarlah orang-orang Farisi itu dan bersekongkol untuk membunuh Dia. Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka lalu menyingkir dari sana. (Matius 12:14-15)


Sesudah itu Yesus berjalan keliling Galilea, sebab Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya. (Yohanes 7:1)
  
17. Jika Yesus adalah Tuhan, mengapa ia tidak pernah menyatakan dirinya sebagai Tuhan Semesta Alam di depan umat Israel? (Bandingkan dengan firman Tuhan dalam Perjanjian Lama!) 
 
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku (Yesus): Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (Matius 7:21-23)
18. Jika Yesus adalah Tuhan Semesta Alam, mengapa ia disetir oleh Allah/Bapa?
 
Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yag Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku. (Yohanes 5:30)


Jawab Yesus kepada mereka: "Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku. Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri. Barangsiapa berkata-kata dari diri-Nya sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri, tetapi barangsiapa mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya, ia benar dan tidak ada ketidakbenaran padanya. (Yohanes 7:16-18)  
19. Jika Yesus adalah Tuhan menurut ajaran Paulus, mengapa Melkisedek yang memiliki kesetaraan dengan Yesus tidak menjadi Tuhan? (Jika Yesus adalah Tuhan, maka Melkisedek pasti Tuhan. Sebaliknya, jika Melkisedek bukan Tuhan, maka Yesus pun pasti bukan Tuhan).
 
Ia (Melkisedek) tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah (Yesus), ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya." (Ibrani 7:3)
20. Jika Yesus adalah Tuhan bagi umat Kristen, mengapa ia tidak pernah menurunkan satu kitab pun kepada umat Kristen sebagai pedoman hidup?

Tak satupun dari keempat Injil Kristen -
Markus, Matius, Lukas, dan Yohanes - ditulis oleh murid Yesus. Keempatnya ditulis oleh orang-orang yang tidak dikenal. Ini terbukti dari perbedaan-perbedaan narasi dan adanya kontradiksi diantara keempatnya, yang menunjukkan bahwa Injil-Injil tersebut ditulis atas inisiatif masing-masing penulisnya, bukan wahyu dan bukan pula atas perintah dari Yesus.

Kurun waktu penulisan Injil-Injil Kristen antara tahun 65 hingga 115 M, yakni sekitar 45 tahun setelah dugaan penyaliban Yesus untuk kompilasi awal Injil, atau sekitar 70 tahun setelah dugaan penyaliban Yesus untuk kompilasi akhir Injil. Sebuah rentang waktu Injil yang sangat lama yang tidak mungkin ia ditulis oleh murid Yesus!

Jika diasumsikan bahwa usia murid-murid Yesus sama dengan Yesus, dan bahwa Yesus disalib pada usia
33 tahun,** maka murid-murid Yesus untuk pertama kalinya menulis Injil pada usia 78 tahun dan rampung ketika usia mereka mencapai 103 tahun. Mustahil! Jika memang diperintahkan oleh Yesus, mengapa harus menunggu waktu selama itu untuk menulis Injil? Selengkapnya baca: Injil atau Dusta atau Kanonisasi_Injil.

Keterangan:

**Pengarang Kitab Lukas menempatkan pembaptisan Yesus pada tahun ke-15 pemerintahan Kaisar Roma Tiberius, dan saat Pontius Pilatus menjadi pejabat gubernur Yudaea (Lukas 3:1). Dalam hal ini dinyatakan bahwa Pontius Pilatus menjadi pejabat Yudaea dari tahun 26 hingga 36 M, dan bahwa Kaisar Tiberius menggantikan Kaisar Agustus pada tahun 14 M [Josephus F (1998); Asimov I (1969; Braid W (1971); Duncan GB (1971); Leon-Dufour X (1983)]. Oleh karenanya, jika kita menerima kronologi yang dibuat oleh pengarang Kitab Lukas, berarti Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis pada tahun 29 M, yakni ketika Yesus berumur kira-kira 30 tahun, dan pembaptisan tersebut menjadi titik tolak Yesus untuk memulai pekerjaannya sebagai seorang nabi (Lukas 3:23). Bahwa konon Yesus disalib pada masa pemerintahan Pontius Pilatus (Markus 15:5; Matius 27:26; Lukas 23:25; Yohanes 19:16), yang berarti waktunya tidak lebih dari tahun 36 M, dan dengan mengasumsikan bahwa peristiwa penyaliban terjadi pada pertengahan masa pemerintahan Pontius Pilatus, maka Yesus disalib pada usia kira-kira 33 tahun dengan mengemban misi kenabian hanya selama kira-kira 3 tahun!
More about20 KELEMAHAN DASAR KETUHANAN YESUS